Pintasan.co, Luwu Timur – Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja konstruksi, sekaligus memperkuat penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor konstruksi, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Uji Sertifikasi Petugas, Supervisor, serta Ahli Muda K3 Konstruksi di Aula Wisma Trans, Senin (27/10/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Luwu Timur dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, serta Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan, dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id.
Kepala Dinas PUPR Luwu Timur, Syahmuddin, membuka kegiatan tersebut didampingi Kasubag Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar, Afandi Andi Basri, serta Ketua Panitia, Tri Askari.
Pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta sebagai simbol dimulainya kegiatan Bimtek dan uji sertifikasi.
Dalam sambutannya, Syahmuddin menegaskan bahwa keselamatan kerja harus menjadi budaya di dunia konstruksi.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi pertemuan formal, tetapi melahirkan langkah nyata dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya keselamatan kerja. Kita bekerja bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga yang menanti di rumah,” ujarnya, dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id.
Ia juga menambahkan bahwa penerapan K3 tidak sekadar mengenakan alat pelindung diri seperti helm dan rompi, tetapi juga memastikan seluruh proses pekerjaan konstruksi berjalan aman dan sesuai prosedur.
Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul tenaga kerja konstruksi yang kompeten, profesional, dan berbudaya keselamatan demi mendukung pembangunan daerah yang aman dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kasubag Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar, Afandi Andi Basri, menjelaskan bahwa penerapan K3 di dunia konstruksi menjamin empat hal penting, yakni mutu pekerjaan, keselamatan pekerja, keamanan lingkungan, dan kelancaran proyek.
“Yang paling penting adalah implementasinya. Belajar teori tanpa praktik di lapangan tidak akan menghasilkan perubahan. Kami berharap Luwu Timur bisa menjadi contoh daerah dengan penerapan K3 konstruksi yang baik,” ujarnya, dikutip dari warta.luwutimurkab.go.id.
Ia menambahkan bahwa keseriusan dalam memahami teori harus diiringi dengan penerapan nyata di lapangan agar dapat mengubah pola pikir dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Afandi juga mengajak peserta untuk terus berkolaborasi dan berdiskusi agar ilmu yang diperoleh selama Bimtek dapat diterapkan dengan efektif.
Kegiatan yang berlangsung selama enam hari, hingga Sabtu (01/11/2025), ini diikuti oleh 116 peserta dari berbagai jenjang sertifikasi, mulai dari tingkat 3, 5, hingga 7.
