Pintasan.co, Umbulharjo – Musim pancaroba yang ditandai dengan perubahan cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi suhu menyebabkan peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan faringitis di Kota Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat, terutama mereka dengan daya tahan tubuh rendah, lansia, anak-anak, dan penderita penyakit kronis, untuk lebih waspada.

Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, menjelaskan bahwa perubahan suhu mendadak, angin kencang, dan kelembapan tinggi memudahkan virus dan bakteri berkembang biak.

Hal ini menyebabkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti flu, batuk, pilek, dan radang tenggorokan, meningkat.

“Biasanya yang terjadi karena, kurang banyak minum air putih, banyak makan yang berminyak seperti gorengan, dan makanan ringan. Selain itu, penyakit faringitis dapat melalui asap rokok atau polusi udara lainnya dan minuman es/ air dingin yang juga dapat menjadi salah satu pencetus penyakit faringitis,” ujarnya.

Gejala umum infeksi saluran pernapasan mencakup hidung tersumbat, batuk kering, demam, dan ketidaknyamanan tenggorokan.

Faringitis biasanya ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan tenggorokan kering. Endang mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat.

“Mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, serta rutin berolahraga adalah langkah penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit,” paparnya.

Ia juga menyarankan penggunaan masker di luar ruangan dan menghindari kontak dengan orang sakit.

Beberapa rumah sakit dan puskesmas melaporkan peningkatan pasien dengan keluhan gangguan pernapasan. Pemkot telah menyiapkan langkah antisipasi dengan memastikan ketersediaan obat-obatan dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Ketua Tim Kerja Surveilans Dinas Kesehatan, Solikhin Dwi, menambahkan bahwa ISPA dan faringitis menjadi penyakit paling umum di Yogyakarta.

Baca Juga :  Pemprov Sulteng Luncurkan Program MBG untuk Tingkatkan Konsumsi Ikan di Masyarakat

Pada tahun 2023, terdapat 78.371 kasus ISPA, dan hingga 20 Oktober 2024, sudah tercatat 59.092 kasus. Untuk faringitis, tercatat 13.808 kasus pada 2023 dan 9.420 kasus pada 2024.

Solikhin menjelaskan bahwa kemarau panjang meningkatkan partikel udara berbahaya, seperti PM2.5. Partikel tersebut berisiko bagi kesehatan pernapasan dan berkontribusi pada peningkatan kasus ini.

“Banyaknya debu mudah terbentuk karena hembusan udara baik dari lintasan kendaraan maupun cuaca kemarau yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan penderitanya meningkat,” imbuhnya.

Pemkot mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan pencegahan.

“Dengan menjaga pola hidup sehat dan segera melakukan pengobatan jika mengalami gejala. Sehingga dampak dari infeksi saluran pernapasan dan faringitis dapat diminimalisir,” tutup Solikhin.