Pintasan.co, Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem di musim hujan. Langkah antisipatif diharapkan dilakukan bersama untuk meminimalkan dampak bencana seperti banjir, pohon tumbang, hingga atap rumah roboh. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta pun disiagakan 24 jam untuk memantau kondisi, terutama pada aliran sungai yang berpotensi meluap.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat menyampaikan, cuaca hujan yang mulai terjadi hampir setiap hari sejak Oktober perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan berbagai bencana. Ia menekankan pentingnya konsistensi masyarakat dalam menjaga kesiapsiagaan menghadapi kondisi cuaca yang fluktuatif.
“Mulai bulan Oktober ternyata sudah setiap hari hujan. Hujannya fluktuatif kadang deras dan tidak. Oleh karena itu pesan kepada masyarakat kami mengimbau kesiapsiagaan tetap terus konsisten dipertahankan,” ujarnya saat jumpa pers menjelang apel siaga dan deklarasi Jogja Menuju Tangguh Bencana, Rabu (29/10/2025).
Nur mengimbau warga untuk rutin melakukan kerja bakti, membersihkan selokan dan saluran air, serta memangkas pohon yang rimbun atau lapuk guna mencegah pohon tumbang. Ia juga mengapresiasi kegiatan bersih-bersih sungai dan program bedah rumah oleh Pemkot Yogyakarta yang turut membantu mengurangi risiko bencana.
“Kegiatan Pak Wali sudah membantu tugas kami dengan kegiatan bersih-bersih kali itu juga mencegah banjir. Bedah rumah juga mengantisipasi supaya tidak roboh,” tambahnya.
BPBD Kota Yogyakarta, lanjut Nur, terus memantau kondisi tiga sungai utama, yakni Gajah Wong, Code, dan Winongo, serta hulu sungai di Ngentak, Sleman, melalui alat telemetri. Sistem tersebut akan mendeteksi peningkatan debit air dan mengaktifkan sirine peringatan dini bila ketinggian air mencapai batas berisiko.
Meski curah hujan meningkat, Pemkot Yogyakarta belum menetapkan status siaga bencana. Nur menjelaskan, hasil kajian sementara menunjukkan kondisi masih bisa diantisipasi, meski imbauan kesiapsiagaan telah disebarkan ke seluruh Kampung Tangguh Bencana (KTB).
“Tapi kesiapsiagaan itu tetap kita sampaikan. Kita sudah membuat edaran ke KTB. Oleh karena itu yang terpenting adalah kesiapsiagaan diri. Kenali risiko yang ada, ancaman yang ada di sekitar kita dan jaga keselamatan jiwa,” tegasnya.
Sebagai puncak rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, Pemkot Yogyakarta bersama unsur pentahelix—pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media—akan menggelar Apel Siaga dan Deklarasi Menuju Jogja Tangguh Bencana pada 30 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun ketangguhan daerah terhadap bencana.
Ketua Forum Tangguh Bencana Kota Yogyakarta Tri Handoko menambahkan, saat ini KTB telah terbentuk di 169 kampung di seluruh wilayah kota, masing-masing dengan 30 anggota yang telah mendapatkan pelatihan dasar penanggulangan bencana.
“Semuanya (KTB) sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan baik tingkat dasar, penyelamatan sampai logistik. Komunikasi dengan alat radio komunikasi, senso dan tali temali. Kami juga sudah simulasikan (bencana) di tiap kampung, sehingga apa, siapa berbuat apa itu sudah disimulasikan sesuai ancaman (bencana) di masing-masing kampung,” ujarnya.
