Pintasan.co, Surabaya – Indonesia, sebagai negara dengan populasi pemuda terbesar di Asia Tenggara, memiliki potensi luar biasa yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Dengan lebih dari 25% dari total penduduk berusia antara 16 hingga 30 tahun, pemuda Indonesia seharusnya menjadi kekuatan utama dalam mendorong pembangunan ekonomi, sosial, dan politik negara.

Namun, kenyataannya, peran pemuda dalam pembangunan nasional masih menghadapi banyak hambatan.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemuda Indonesia adalah tingginya angka pengangguran di kalangan mereka.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, tingkat pengangguran pemuda Indonesia mencapai 18,6%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya yang hanya 6%.

Kondisi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara jumlah lulusan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja yang semakin kompleks.

Tidak hanya itu, kesenjangan dalam kualitas pendidikan juga masih menjadi isu utama. Meskipun angka partisipasi pendidikan meningkat, banyak pemuda yang terjebak dalam pendidikan yang kurang relevan dengan kebutuhan industri.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap teknologi dan pelatihan digital juga semakin memperburuk keadaan, membuat banyak pemuda terpinggirkan dalam dunia yang semakin mengarah ke digitalisasi.

Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan bagi kewirausahaan pemuda. Banyak dari mereka yang memiliki potensi untuk memulai usaha, namun terbentur dengan masalah akses modal dan pembinaan yang kurang optimal.

Padahal, sektor wirausaha adalah salah satu jalan terbaik untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran.

Untuk mengoptimalkan peran pemuda dalam pembangunan negara, sejumlah langkah konkret perlu diambil.

Pertama, perlu ada reformasi dalam sistem pendidikan, khususnya dalam pendidikan vokasi dan keterampilan yang relevan dengan industri.

Pendidikan vokasi harus lebih dihubungkan dengan kebutuhan pasar kerja, dengan kolaborasi yang lebih erat antara lembaga pendidikan dan sektor swasta.

Ini akan memastikan bahwa pemuda memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren pasar yang ada.

Kedua, pemerintah perlu lebih fokus pada pemberdayaan kewirausahaan di kalangan pemuda. Program-program pembiayaan mikro yang lebih mudah diakses, serta inkubator bisnis yang menyediakan pendampingan dan dukungan teknis, harus diperluas.

Baca Juga :  Transformasi Transmigrasi dan Peta Jalan Anak Muda Bangun Masa Depan

Dukungan ini akan memungkinkan pemuda untuk mengembangkan ide bisnis mereka menjadi usaha yang berkelanjutan dan berpotensi menciptakan lapangan kerja.

Ketiga, dengan pesatnya perkembangan teknologi, keterampilan digital harus menjadi prioritas utama.

Pemuda yang terampil dalam bidang digital tidak hanya akan lebih siap bersaing di dunia kerja, tetapi juga akan berperan dalam menciptakan inovasi baru yang dapat mendukung ekonomi digital Indonesia.

Program pelatihan teknologi, seperti Indonesia Digital Talent Scholarship, harus diperluas dan dijangkau oleh lebih banyak pemuda, terutama yang berada di daerah terpencil.

Keempat, pemuda juga harus diberdayakan untuk lebih terlibat dalam proses politik dan pengambilan keputusan.

Mereka harus diberikan ruang untuk bersuara dan terlibat dalam merancang kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka.

Dengan memberikan akses dan pelatihan dalam bidang kepemimpinan dan politik, pemuda dapat berperan sebagai agen perubahan yang mendorong terciptanya kebijakan yang lebih progresif dan inklusif.

Pemuda adalah masa depan Indonesia. Dalam menghadapi tantangan global, seperti revolusi industri 4.0 dan perubahan iklim, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap berinovasi, berwirausaha, dan berperan aktif dalam politik.

Dengan pendidikan yang relevan, pelatihan keterampilan yang memadai, akses kewirausahaan yang lebih mudah, serta pemberdayaan dalam politik, pemuda Indonesia dapat menjadi kekuatan pendorong yang membawa negara ini menuju masa depan yang lebih baik.

Jika kita benar-benar ingin memanfaatkan potensi besar yang dimiliki pemuda Indonesia, maka semua pihak pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bersatu dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pemuda untuk tumbuh dan berkembang.

Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa Indonesia akan memiliki generasi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan global dan memimpin negara ini menuju kemakmuran yang berkelanjutan.