Pintasan.co, Jakarta – Pendukung fanatik Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, mengancam akan memulai “perang saudara” jika sang pemimpin ditangkap.
Saat ini, tim investigasi tengah mempersiapkan penangkapan kedua Yoon atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kim Maen Geon, anggota parlemen dari partai berkuasa People Power Party (PPP), menggelar konferensi pers terkait hal ini pada Kamis (9/1).
Kim didampingi oleh lima orang yang mengenakan helm pengaman berwarna putih, yang memunculkan kenangan publik Korea Selatan terhadap pasukan polisi anti huru-hara Baekgoldan, atau dikenal sebagai “tengkorak putih,” yang bertugas membubarkan para demonstran.
“Penggunaan kekuatan khusus polisi untuk mencoba menahan presiden yang sedang menjabat adalah keputusan yang sangat berisiko dan bisa memicu perang saudara,” kata salah satu pemakai helm putih.
Keesokan harinya, Seok Dong Hyeon, seorang pengacara sekaligus mantan jaksa yang memiliki hubungan dekat dengan Yoon, menyuarakan pendapat serupa.
Ia menegaskan bahwa tindakan penangkapan paksa atau penahanan terhadap presiden berpotensi memicu respons keras dari masyarakat.
“Yang bisa menyebabkan perang saudara. Kita hampir memasuki masa perang saudara,” ujar Seok, dikutip Korea Herald, Jumat (10/1).
Ia menyebut bahwa polisi mungkin akan menggunakan kendaraan lapis baja atau helikopter untuk menangkap Yoon, yang kini menghadapi upaya penangkapan kedua.
Pernyataan tersebut muncul setelah Kantor Investigasi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korea Selatan berhasil mendapatkan surat perintah penangkapan untuk Yoon.
Yoon sedang diselidiki terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember 2024 dan didakwa atas tuduhan pemberontakan serta penyalahgunaan kekuasaan.
Pekan lalu, tim CIO mencoba menangkap Yoon, tetapi usaha tersebut gagal akibat perlawanan dari pendukung, militer, dan pasukan pengamanan presiden.