Pintasan.co, Jakarta – Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk, Felix Darmawan, menilai penurunan peringkat saham Indonesia mencerminkan kekhawatiran investor terkait serangkaian kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam hal efisiensi anggaran pemerintah.

Goldman Sachs Group Inc., sebuah bank investasi global, menurunkan peringkat saham Indonesia dari sebelumnya “overweight” menjadi “market weight.”

Selain itu, mereka juga meningkatkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari 2,5 persen menjadi 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Felix menjelaskan bahwa salah satu kebijakan yang menimbulkan kekhawatiran adalah pemotongan anggaran sebesar Rp306,69 triliun yang bertujuan untuk efisiensi belanja negara dan daerah.

“Salah satu yang cukup mengkhawatirkan adalah pemotongan anggaran yang cukup besar, terutama untuk sektor-sektor penting seperti infrastruktur dan layanan publik. Ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya, seperti dikutip dari Media Indonesia, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, kebijakan populis yang digagas oleh Prabowo, seperti program makan bergizi gratis (MBG) dan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), juga menambah kecemasan para investor.

“Program MBG dan penyertaan modal untuk Danantara juga membuat investor merasa khawatir,” tambah Felix.

M Rizal Taufiqurrahman, Kepala Pusat Makroekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menambahkan bahwa efisiensi anggaran yang ditetapkan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dapat berisiko menunda proyek besar, seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Hal ini tentunya menjadi perhatian serius bagi investor.

Rizal juga menegaskan pentingnya kebijakan pemotongan anggaran disertai dengan strategi yang jelas untuk menjaga stabilitas ekonomi serta menghindari ketidakpastian yang bisa mempengaruhi dunia usaha.

“Penting untuk memastikan kebijakan ini dilakukan dengan perencanaan yang matang agar tidak menambah ketidakpastian,” katanya.

Selain itu, Rizal berpendapat bahwa penurunan peringkat saham oleh Goldman Sachs juga mungkin dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait pembentukan Danantara, khususnya terkait transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan aset negara.

“Ketidakjelasan mekanisme operasional Danantara juga menambah ketidakpastian bagi investor,” tambah Rizal.

Karena itu, pemerintah diharapkan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil memiliki perencanaan yang jelas dan transparansi agar dapat menjaga kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Baca Juga :  Dorong Pencegahan Penyalahgunaan Obat, BPOM Adakan FGD Bersama Stakeholder