Pintasan.co, Semarang – Peringatan Hari Ibu ke-97 tingkat Provinsi Jawa Tengah digelar meriah di Grhadika Bhakti Praja, Semarang, Jumat (19/12/2025). Lebih dari sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi ruang refleksi atas peran strategis perempuan dalam pembangunan, sekaligus sorotan terhadap tantangan ketimpangan gender dan kekerasan terhadap perempuan.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu harus dimaknai sebagai ajakan untuk terus memerangi berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan.
“Hari Ibu ini menjadi momentum bagi kita untuk mengenang kembali jasa para ibu, dan kita perlu terus bergerak memerangi kekerasan terhadap perempuan, bukan hanya kekerasan fisik tapi juga kekerasan siber,” kata Nawal di akhir kegiatan.
Nawal menyampaikan bahwa berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2024, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah masih tergolong tinggi. Pada 2024 tercatat sebanyak 1.019 kasus, yang menunjukkan masih adanya pekerjaan rumah serius dalam upaya perlindungan perempuan.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indeks Pemberdayaan Gender Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir masih berada di bawah capaian nasional. Bahkan, pada 2024 indeks tersebut mengalami penurunan sekitar 1,6 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya proporsi perempuan sebagai tenaga profesional, yang turun 1,25 persen menjadi 49,75 persen.
Meski demikian, Indeks Ketimpangan Gender Jawa Tengah menunjukkan perbaikan menjadi 0,308, sementara Indeks Pembangunan Gender mencapai angka 93. Capaian tersebut mencerminkan kemajuan di sektor pendidikan dan kesehatan perempuan.
Pada peringatan Hari Ibu tahun ini, PKK Jawa Tengah mengusung tema “Perempuan Peduli, Masyarakat Harmonis”. Berbagai kegiatan digelar, mulai dari bakti sosial, penguatan partisipasi perempuan, pencegahan kanker leher rahim dan payudara, donor darah, pameran UMKM, hingga penyaluran bantuan sembako bagi perempuan rentan.
Acara juga dimeriahkan dengan Final Fashion Design Competition 2025 yang diselenggarakan oleh TP PKK Jawa Tengah. Enam kader PKK terpilih menampilkan desain busana terbaik dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Juara I diraih Putri Wahyu dari Kota Semarang, Juara II Wahyu Rochady dari Kota Magelang, dan Juara III Zubaidah dari Kabupaten Sragen. Sementara Juara Harapan masing-masing diraih oleh Evie Riyanti dari Kabupaten Kendal, Anggraeni Sulistyowati dari Kabupaten Banjarnegara, dan Debora Budihertina dari Kota Surakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Nawal menegaskan komitmen PKK Jawa Tengah dalam mengampanyekan kepedulian lingkungan melalui pemanfaatan limbah tekstil.
“Prinsip berkelanjutan terus kami gelorakan. Kain perca dan limbah tekstil bisa disulap menjadi busana bernilai tinggi dengan desain yang indah. Ini ajakan bagi masyarakat Jawa Tengah, untuk mengelola limbah agar kembali bermanfaat dan menjaga bumi bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno yang mewakili Wakil Gubernur Taj Yasin menekankan pentingnya peran ibu dalam pembangunan bangsa.
“Ibu adalah pendidik pertama anak. Kalau ingin Indonesia unggul, dimulai dari rumah. Doa ibu adalah doa paling makbul,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan penghargaan kepada daerah dengan pelaksanaan terbaik Aksi Konvergensi Penurunan Stunting. Kota Semarang meraih peringkat terbaik I, disusul Kabupaten Pati sebagai terbaik II, dan Kota Pekalongan sebagai terbaik III. Sementara untuk kategori penurunan prevalensi stunting, peringkat terbaik I diraih Kabupaten Pekalongan, terbaik II Kota Pekalongan, dan terbaik III Kabupaten Sukoharjo.
