Pintasan.co, Jakarta – Debat perdana Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024 menghadirkan sejumlah pernyataan kontroversial dari calon gubernur nomor urut 2, Dharma Pongrekun.
Beberapa topik yang ia angkat, termasuk mengenai pandemi Covid-19 dan kecerdasan buatan (AI), berhasil menarik perhatian publik dan memicu berbagai tanggapan.
Salah satu isu yang dilontarkan Dharma adalah tudingan bahwa pandemi Covid-19 merupakan agenda asing untuk merusak kedaulatan negara.
Saat ditanya oleh calon gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil, tentang penanganan pandemi dan upaya perlindungan kesehatan di masa depan, Dharma dengan tegas menyatakan bahwa pandemi tersebut adalah rencana terselubung dari pihak asing.
“Saya paham betul tentang pandemi ini agenda terselubung dari asing untuk mengambil alih kedaulatan negara,” ujar Dharma.
Bahkan, dia mempertanyakan kebijakan penggunaan metode PCR dengan cara yang menurutnya tidak wajar, dan menuduh pemerintah lebih memilih untuk menakut-nakuti rakyat daripada melindungi mereka.
Dalam pandangannya, penanganan pandemi oleh pemerintah telah salah arah dan lebih mengutamakan kepentingan pihak luar.
Tidak hanya itu, Dharma juga melontarkan kritik tajam terhadap penggunaan kecerdasan buatan (AI). Ia menyebut AI sebagai alat mata-mata yang secara diam-diam digunakan untuk memata-matai masyarakat.
Menurut Dharma, internet Indonesia belum sepenuhnya mandiri, yang terbukti dari banyaknya kasus kebocoran data.
“Artificial intelligence itu artinya alat intelijen, alat mematai-matai tanpa kita sadari. Dosa kita ada semua di gadget,” ucap Dharma dengan tegas, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai gagasan kemandirian internet yang ia usulkan.
Dalam momen lain, Dharma menyatakan dukungannya kepada calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, sebagai presiden. Ia mengaku pernah menjabat sebagai Wakil Kepala BSSN oleh Pramono dan berharap Pramono dapat mewujudkan kemandirian internet di masa depan jika terpilih sebagai presiden.
“Saya ada di BSSN karena beliau. Beliau yang tempatkan saya. Mudah-mudahan Mas Pram jadi presiden sehingga bisa jadikan mandiri internet,” ujarnya.
Pernyataan-pernyataan Dharma dalam debat tersebut memancing perdebatan publik, mengingat posisinya sebagai calon gubernur yang mengusung ide-ide yang kontroversial dan tidak lazim, terutama terkait dengan isu-isu global seperti pandemi dan AI.
Bagaimanapun, hal ini menambah warna tersendiri dalam dinamika Pilgub Jakarta 2024.