Pintasan.co, Jakarta – Dalam momen bersejarah pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029, keduanya tampil memukau dengan mengenakan pakaian adat Betawi, Ujung Serong.

Pemilihan busana ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga mengandung pesan mendalam terkait kebudayaan dan nasionalisme.

Acara pelantikan yang diadakan di Sidang Paripurna MPR RI, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta pada hari Minggu ini, disaksikan oleh 732 anggota MPR RI, tokoh nasional, pimpinan partai politik, serta delegasi dari negara-negara sahabat.

Lisa Fitria, seorang pengamat mode dari Indonesia Fashion Chamber (IFC), mengungkapkan bahwa pemilihan pakaian adat Betawi dalam pelantikan presiden dan wakil presiden adalah momen bersejarah.

Menurutnya, ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, seorang presiden dan wakil presiden mengenakan pakaian adat dalam proses pengucapan sumpah jabatan.

Penggunaan pakaian adat Betawi, yang secara khusus dipilih oleh Prabowo, Gibran, dan Presiden Joko Widodo, menunjukkan upaya untuk melestarikan kekayaan budaya Nusantara.

“Semua mengenakan baju adat Betawi, baik Bapak Prabowo, Mas Gibran, maupun Pak Jokowi. Mungkin ini adalah cara mereka untuk merawat dan melestarikan budaya Nusantara,” ujar Lisa.

Lisa menjelaskan bahwa pakaian adat Ujung Serong merupakan simbol budaya Betawi yang pada dasarnya digunakan dalam acara-acara kenegaraan.

Pilihan pakaian ini juga dinilai mencerminkan identitas budaya DKI Jakarta, kota yang menjadi lokasi pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai pemimpin baru Indonesia.

Lebih dari sekadar simbol budaya, pakaian ini juga dianggap mampu merepresentasikan kewibawaan dan keanggunan, serupa dengan jas formal yang biasanya digunakan dalam acara-acara resmi.

Selain itu, Lisa menambahkan bahwa pakaian adat Ujung Serong memiliki nilai sejarah dan simbolik yang kuat. Pada masa kolonial, pakaian ini hanya dipakai oleh pejabat atau demang, menjadikannya simbol perjuangan bangsa.

“Pada masa penjajahan, Jakarta atau Batavia menjadi salah satu simbol perlawanan. Pakaian ini menjadi pengingat masa-masa perjuangan bangsa,” tambah Lisa.

Baca Juga :  Prabowo Dorong Calon Wamen Siap Kerja Cepat untuk Percepat Transisi Pemerintahan

Penggunaan baju adat ini juga sejalan dengan pesan kelanjutan program pemerintahan. Sejak Pidato Kenegaraan terakhir Presiden ke-7 RI Joko Widodo dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-79, di mana beliau juga mengenakan pakaian adat Betawi Ujung Serong, pesan tentang kesinambungan tampak jelas.

Lisa menekankan bahwa penggunaan pakaian ini adalah simbol kuat keberlanjutan kebijakan dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Pakaian adat Betawi ini juga menyampaikan pesan keberlanjutan, sebagaimana yang telah diperlihatkan dalam pidato Presiden Jokowi pada Hari Kemerdekaan lalu,” ungkap Lisa.

Sepanjang perjalanan kampanye hingga pelantikan, busana menjadi medium komunikasi yang efektif bagi pasangan Prabowo-Gibran. Dalam kampanye dan debat Capres-Cawapres 2024, mereka konsisten mengenakan kemeja biru muda dan celana khaki, yang melambangkan kesetiaan, kebebasan, dan keterbukaan.

Hal ini mengisyaratkan bahwa di bawah kepemimpinan mereka, program-program dari pemerintahan sebelumnya akan tetap dilanjutkan.

Pada momen pembekalan menteri beberapa waktu lalu, Prabowo Subianto juga memilih pakaian yang menggambarkan kesinambungan. Dalam acara tersebut, ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, yang merupakan ciri khas busana Presiden Joko Widodo.

“Saat memberikan briefing kepada calon menteri, semuanya mengenakan pakaian khas gaya Pak Jokowi, dengan atasan putih dan bawahan hitam, yang telah menjadi trademark Jokowi’s uniform,” kata Lisa.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah kepala negara dan perwakilan negara-negara sahabat, termasuk Jerman, Qatar, Malaysia, Australia, Rusia, China, dan Amerika Serikat.

Kehadiran delegasi internasional ini menunjukkan betapa pentingnya momen pelantikan ini bagi hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain.

Makna simbolik yang kuat dari pakaian adat Betawi Ujung Serong, Prabowo Subianto modernisasi global.

Pakaian adat ini menjadi pengingat akan pentingnya sejarah, budaya, dan perjuangan bangsa dalam setiap langkah pemerintahan yang baru.