Pintasan.co, Bone – Seorang petani berusia lanjut bernama Masse (72 tahun) dilaporkan hilang setelah terseret derasnya arus Sungai Pakkasalo, yang terletak di Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 10 Mei 2025, saat korban dan sejumlah petani lainnya baru saja menyelesaikan aktivitas menanam jagung dan hendak menyeberangi sungai yang saat itu meluap akibat hujan deras.
Kabar hilangnya korban pertama kali diterima oleh Basarnas Makassar sekitar pukul 16.00 WITA.
Laporan tersebut disampaikan oleh Babinsa setempat, Iwan Setiawan.
Menanggapi laporan tersebut, tim dari Pos SAR Bone segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melaksanakan operasi pencarian.
Kepala Kantor Basarnas Makassar, Muh. Arif Anwar, yang bertindak sebagai Koordinator Misi SAR, membenarkan pengiriman tim penyelamat tersebut.
“Begitu menerima informasi dari Babinsa mengenai seorang warga yang hanyut terbawa arus sungai, kami langsung memberangkatkan tim pencari dari Pos SAR Bone,” jelas Arif Anwar pada Sabtu sore.
Menurut kesaksian Mirdan (31), salah satu rekan korban, arus sungai sangat deras saat mereka mencoba menyeberang.
Ia mengaku berhasil melintasi sungai lebih dahulu, namun korban yang menyusul tertarik arus kuat di bagian tengah sungai hingga tak terlihat lagi.
Mirdan sempat mencoba menyelamatkan korban, namun upayanya gagal karena arus terlalu deras.
Penduduk setempat sempat melakukan pencarian awal secara mandiri, namun korban belum berhasil ditemukan.
Oleh karena itu, bantuan profesional dari tim SAR pun diminta.
Sesampainya di lokasi, tim SAR segera menyusun strategi pencarian dengan membentuk empat unit Search and Rescue (SRU).
SRU 1 bertugas melakukan pemantauan menggunakan drone sejauh 6 kilometer dari titik kejadian ke arah hilir.
SRU 2 menyusuri aliran sungai sejauh 6 kilometer menggunakan perahu karet.
Sementara SRU 3 dan SRU 4 melakukan pencarian darat dengan berjalan kaki masing-masing sejauh 3 kilometer dari lokasi kejadian dan dari titik hilir (Point B).
Medan yang licin serta derasnya arus sungai menjadi tantangan utama dalam proses pencarian.
Namun demikian, tim gabungan yang terdiri dari personel TNI, Polri, BPBD, relawan SAR, serta warga dan aparat desa tetap berupaya keras menyisir area pencarian secara intensif.
“Kami sangat mengapresiasi seluruh elemen yang turut terlibat. Berkat kerja sama ini, kami tetap optimis korban bisa segera ditemukan,” tutur Arif Anwar.
Hingga laporan ini disusun, pencarian masih terus dilakukan.
Basarnas juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi area sungai yang rawan longsor dan memiliki arus deras demi keselamatan selama proses penyisiran berlangsung.