Pintasan.co – Kementerian Kesehatan mengungkapkan penyebab meninggalnya Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Papua, bersama bayi yang dikandungnya setelah gagal memperoleh layanan medis memadai saat hendak melahirkan.

Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut dipicu oleh sejumlah persoalan mendasar dalam layanan kesehatan di Papua. Faktor pertama ialah minimnya tenaga dokter spesialis, terutama spesialis anestesi. Kondisi ini menyebabkan pelayanan terhenti ketika dokter yang bertugas tidak berada di tempat.

“Yang pertama adalah kelangkaan dokter spesialis. Jadi begitu dokter spesialisnya pergi, seminar dan sebagainya, maka terjadi kekosongan. Demikian juga dengan dokter spesialis anestesi,” ujar Azhar di Kantor Kemenkes, Kamis (27/11).

Faktor kedua berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas dan peralatan kesehatan yang dinilai belum optimal. Hal ini tampak di RS Abepura, tempat Irene sempat mencari pertolongan, namun empat ruang operasi rumah sakit tersebut sedang dalam proses renovasi sehingga tidak dapat digunakan.

“Jadi ini jelas tidak bisa melakukan operasi, bersamaan waktunya,” kata Azhar.

Kemenkes juga menemukan adanya pelanggaran standar operasional prosedur (SOP). Menurut Azhar, rumah sakit seharusnya mengutamakan penanganan pasien yang datang meminta pertolongan, bukan mendahulukan urusan administrasi.

Faktor keempat adalah persoalan sistem rujukan yang dinilai perlu diperbaiki agar penanganan pasien kritis tidak terhambat.

“Yang keempat, ya tentu saja ada sistem rujukan yang harus kita perbaiki. Itu adalah empat hal, dan tentu saja nanti kita akan coba fokus untuk menangani agar kejadian ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Baca Juga :  Gaji ke-13 dan 14 PNS Tidak Dihapus, Sri Mulyani Jamin Pembayaran Tetap Dilakukan