Pintasan.co – Jajaran pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan pertemuan silaturahmi pasca-islah di Surabaya, Minggu.

Kegiatan ini dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sebagai upaya mempererat kebersamaan serta menjaga keharmonisan di internal organisasi.

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa pertemuan berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan. Agenda utama difokuskan pada doa bersama dan pembacaan sholawat.

“Alhamdulillah hari ini semuanya bisa berkumpul. Kita berdoa bersama dan bersholawat. Insya Allah ke depan akan ada pembicaraan lanjutan yang lebih mendalam,” ujar Saifullah Yusuf usai pertemuan.

Silaturahmi tersebut digelar di Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, yang merupakan kediaman KH Miftachul Akhyar. Selain doa dan sholawatan, kegiatan juga diisi dengan makan bersama menggunakan tradisi nasi talaman.

Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan bahwa pertemuan kali ini belum membahas hal-hal teknis organisasi. Fokus utama adalah membangun suasana batin kebersamaan di antara para pimpinan PBNU.

“Pembahasan soal langkah-langkah organisasi ke depan akan dilakukan pada waktu tersendiri. Nantinya akan dibicarakan langsung oleh Rais Aam bersama Ketua Umum,” jelasnya.

Terkait isu Muktamar Nahdlatul Ulama serta dinamika struktural di tubuh PBNU, Gus Ipul menyebut pembahasannya belum dilakukan dalam pertemuan tersebut.

“Soal muktamar dan hal-hal lain akan disampaikan pada waktu yang tepat. Untuk sekarang belum ada kepastian, menunggu penjelasan langsung dari Kiai Miftachul Akhyar,” katanya.

Selain dihadiri KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf, silaturahmi tersebut juga diikuti Katib Aam PBNU Prof Muhammad Nuh, sejumlah pengurus PBNU dari unsur Syuriyah dan Tanfidziyah, serta tokoh ulama lainnya seperti KH Anwar Mansyur dan KH Idris Hamid.

Baca Juga :  Melankolis Institute Bongkar Skandal Investasi Tambang di Raja Ampat