Pintasan.co, Jakarta – Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (13/10/2025), menjadi penanda penting perubahan arah politik luar negeri Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Prabowo, diplomasi Indonesia tampak semakin berani, realistis, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.
Langkah ini menunjukkan transformasi dari prinsip lama “bebas aktif” menuju pendekatan aktif serta responsif yakni kebijakan luar negeri yang sigap menghadapi dinamika global, tanpa meninggalkan identitas dan prinsip dasar bangsa.
Dalam forum bergengsi yang dihadiri tokoh-tokoh dunia seperti Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Raja Yordania Abdullah II, Indonesia tampil sebagai kekuatan menengah (middle power) yang berupaya menjembatani kepentingan global dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Dari sudut pandang geopolitik, kehadiran Indonesia di forum perdamaian ini memiliki makna strategis.
Konflik di Gaza, Laut Merah, dan kawasan Timur Tengah berdampak langsung terhadap stabilitas ekonomi dunia, rantai pasokan energi, serta keamanan maritim internasional.
Sebagai negara kepulauan besar dan anggota G20, Indonesia menyadari bahwa perdamaian global merupakan prasyarat bagi kesejahteraan nasional.
Dalam kerangka realisme defensif, langkah Presiden Prabowo mencerminkan kecerdasan strategis diplomasi Indonesia mempertahankan stabilitas tanpa terjebak dalam rivalitas kekuatan besar.
Pendekatan ini juga ditekankan melalui diplomasi multilateral dan dialog antar pemimpin dunia, yang menjadi sarana menjaga perdamaian dunia yang berkeadilan.
Namun, politik luar negeri Prabowo tidak hanya berorientasi pada kepentingan geopolitik, melainkan juga berakar pada nilai-nilai Pancasila dan amanat konstitusi, yakni mewujudkan “ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Konsep diplomasi aktif-responsif yang dijalankan menggabungkan idealisme moral dengan pragmatisme strategis.
Indonesia kini tidak hanya berbicara soal perdamaian, tetapi juga hadir secara nyata di arena global, menunjukkan komitmen untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat.
Kehadiran Presiden Prabowo di KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh dengan demikian menegaskan peran baru Indonesia sebagai pemimpin moral dan strategis dalam menjaga perdamaian dunia.