Pintasan.co, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan optimisme tinggi terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok sebesar 8 persen pada 2025-2029.
Meskipun ada keraguan dari pihak asing mengenai pencapaian tersebut, Prabowo yakin bahwa Indonesia bisa membuat dunia terkejut dengan pencapaian ekonomi yang ambisius ini.
Bahkan, beberapa pihak asing menantang Indonesia dengan taruhan makan malam jika target tersebut tercapai.
“Saya optimis, kita akan bikin kaget semua pihak,” ujar Prabowo dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2025-2029 di Jakarta pada Senin (30/12/2024).
Meski banyak yang meragukan, termasuk dengan tantangan berupa taruhan makan malam, Prabowo tetap mantap dengan keyakinannya, meskipun bercanda soal dampak taruhan tersebut terhadap upaya menurunkan berat badan.
Namun, tantangan global turut memberi pengaruh terhadap potensi pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut. Beberapa analis, seperti Nailul Huda dari CELIOS, memperingatkan bahwa faktor eksternal seperti ketegangan di Timur Tengah dan krisis ekonomi di Eropa bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh antara 4,8-5,6 persen pada 2025, dengan proyeksi yang lebih rendah pada 2024 di kisaran 4,7-5,5 persen.
Selain itu, krisis politik di beberapa negara besar seperti Prancis dan Jerman, serta ketidakpastian perdagangan global, berpotensi memperlambat ekonomi dunia yang dapat mempengaruhi ekspor Indonesia.
Namun, meskipun tantangan besar datang dari luar, para ekonom juga mencatat bahwa untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mengoptimalkan sektor investasi, hilirisasi, dan industrialisasi yang lebih efisien dan produktif.
Di sisi lain, Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen sebenarnya bukan hal yang mustahil, mengingat Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan serupa pada periode 1986-1987.
Menurutnya, pencapaian tersebut bisa tercapai dengan upaya maksimal dalam sektor investasi dan pengurangan efisiensi kapital, serta fokus pada industrialisasi dan hilirisasi yang lebih optimal.
Dengan semua faktor ini, target pertumbuhan ekonomi 8 persen memang ambisius, tetapi masih tetap mungkin tercapai jika berbagai sektor ekonomi dalam negeri didorong untuk tumbuh dengan efisiensi tinggi, meskipun tantangan dari faktor eksternal semakin berat.