Pintasan.co, Jakarta – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 D-8 yang digelar di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya kekuatan negara-negara anggota Developing Eight (D-8) yang memiliki potensi ekonomi luar biasa.
Pada tahun 2023, gabungan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara D-8 mencapai USD 4,81 triliun, menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Prabowo menggarisbawahi bahwa negara-negara D-8, yang terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan, memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan ekonomi biru dan memperkuat kerjasama melalui perdagangan preferensial serta jaringan ekonomi halal.
Ia juga mengajak negara-negara ini untuk lebih dari sekadar menjadi blok ekonomi, melainkan sebuah gerakan global yang inklusif dan memperjuangkan keadilan serta kesejahteraan bersama.
Selain itu, Prabowo menyerukan solidaritas yang lebih kuat di kalangan negara-negara anggota D-8 untuk dapat memberikan dukungan nyata kepada Palestina.
Menurutnya, tanpa persatuan, negara-negara Muslim tidak akan mampu memberi dukungan yang efektif.
Ia juga mengkritik lemahnya solidaritas antarnegara Muslim yang tercermin dalam dukungan yang tidak konsisten untuk Palestina dan Suriah.
Prabowo juga mengecam ketidakadilan internasional yang sering mengabaikan hak asasi manusia umat Muslim. Ia menegaskan bahwa D-8 harus berperan lebih aktif dalam mendorong tatanan global yang lebih adil dan berbasis hukum internasional.
Pada KTT ini, Indonesia dijadwalkan untuk memegang posisi Ketua D-8 mulai Januari 2026. Prabowo berharap Indonesia dapat memimpin inisiatif untuk memperkuat kolaborasi antarnegara D-8, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.