Pintasan.co, Jakarta – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan bahwa jika Prabowo Subianto terpilih kembali sebagai Presiden pada 2029, program pembangunan rumah yang sudah dimulai akan dilanjutkan dengan target yang lebih besar.

Program 3 juta rumah yang dilaksanakan setiap tahun akan ditingkatkan, dengan sasaran baru sebanyak 30 juta rumah dan apartemen dalam lima tahun.

Pada tahun ini, program tersebut akan mencakup pembangunan 3 juta unit rumah dan apartemen. Dengan demikian, selama masa jabatan pertama Prabowo, akan ada sekitar 15 juta unit hunian yang dibangun.

“Jika Pak Prabowo diberi kesempatan lagi untuk memimpin, program ini akan dilanjutkan dengan target 30 juta unit rumah dan apartemen dalam lima tahun,” ujar Hashim dalam acara CNBC Economic Outlook 2025 yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta, pada Rabu (26/2/2025).

Program pembangunan ini, menurut Hashim, akan dilakukan baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan. Bahkan, sejumlah investor asing sudah mulai tertarik untuk berpartisipasi.

Salah satu investor yang sudah siap berinvestasi adalah Qatar, yang berencana membangun 1 juta unit apartemen setelah Lebaran dengan nilai investasi sekitar 18 hingga 20 miliar dolar AS.

“Setelah Lebaran, investor dari Qatar siap membangun 1 juta apartemen. Nilainya sekitar 18 hingga 20 miliar dolar AS,” ungkap Hashim.

Tidak hanya berhenti di angka 1 juta apartemen, Qatar juga berkomitmen untuk membangun antara 3 hingga 5 juta unit rumah dan apartemen di daerah pedesaan.

“Qatar akan melanjutkan dengan membangun 3 hingga 5 juta apartemen dan rumah di perdesaan,” tambahnya.

Selain Qatar, investor lainnya seperti Abu Dhabi melalui perusahaan BUMN-nya, Mubadala Investment Company, juga berkomitmen untuk ikut berinvestasi.

“Pemerintah Abu Dhabi melalui Mubadala siap menginvestasikan 1 juta unit rumah. Ini adalah investasi langsung di sektor perumahan,” jelas Hashim.

Selain investor dari luar negeri, Hashim juga menyebutkan bahwa ada dukungan dari investor asal India, Singapura, dan Turki yang siap berkontribusi dalam pembangunan 3 juta unit hunian di Indonesia setiap tahunnya.

Baca Juga :  Polres Bantul akan Terjunkan 550 Personel untuk Operasi Ketupat Progo 2025

Di sisi lain, sektor perumahan di dalam negeri juga dipastikan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi 50 juta rakyat Indonesia.

Bank Indonesia (BI) telah menyediakan dana segar sebesar Rp 130 triliun untuk mendukung pembangunan perumahan.

“Rp 130 triliun dari Bank Indonesia ini akan digunakan untuk mendukung sektor perumahan, dan ini semua merupakan dana dari dalam negeri,” tambahnya.