Pintasan.co, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa tingkat inflasi Indonesia saat ini termasuk yang paling rendah secara global, dan hal ini disebutnya sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintahan.

Dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025), ia menegaskan bahwa stabilitas inflasi merupakan tolok ukur penting dalam pengelolaan negara.

“Inflasi kita saat ini termasuk yang terendah di dunia, mungkin hanya kalah dari Tiongkok. Ini adalah capaian besar,” ujarnya dalam siaran langsung sidang tersebut.

Prabowo juga memberikan apresiasi terhadap pemerintahan sebelumnya yang dinilai turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Ia menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), sebagai sosok yang memahami pengendalian inflasi dari pengalaman langsung di pemerintahan daerah.

“Ini bukan karena Mas Gibran ada di belakang saya, tetapi penilaian objektif. Banyak langkah Pak Jokowi yang tidak tertulis di buku atau diajarkan di kampus-kampus besar, namun efektif,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa keberhasilan pengendalian inflasi saat ini merupakan hasil kerja kolektif dari berbagai kementerian dan lembaga.

Ia menggambarkan dirinya sebagai manajer tim yang berhasil mengarahkan kinerja seluruh elemen pemerintahan.

“Saya bangga pada kinerja tim. Kita punya strategi yang terbukti berjalan baik di lapangan. Banyak negara ingin tahu resep kita, tapi ya tidak semua harus dibuka,” ucapnya sambil tersenyum.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Maret 2025 terjadi inflasi sebesar 1,65 persen secara bulanan.

Indeks harga konsumen naik dari 105,48 di Februari menjadi 107,22 pada Maret.

Secara tahunan (year-on-year), inflasi tercatat 1,03 persen, sementara berdasarkan tahun kalender (year-to-date), inflasi mencapai 0,39 persen.

Baca Juga :  Waspada Ada Kerupuk Gendar Mengandung Boraks Dijual di Pasar Ramadan Alun-Alun Kauman Semarang

Inflasi Maret tersebut sebagian besar dipicu oleh kenaikan harga di sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami inflasi sebesar 8,45 persen dan memberikan kontribusi 1,18 persen terhadap total inflasi.

Komoditas lain yang turut mendorong inflasi termasuk tarif listrik, cabai rawit, emas perhiasan, dan daging ayam ras. Sementara itu, tarif angkutan udara masih mencatatkan andil deflasi sebesar 0,04 persen.