Pintasan.co, Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan fokus utama pada peningkatan kualitas dan keamanan pangan.

Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi lagi kasus keracunan makanan di masa mendatang.

Dalam sambutannya di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Sabtu (18/10), Prabowo menekankan pentingnya menjaga standar tinggi dalam setiap proses pelaksanaan program.

“Kami menargetkan zero error, zero defect. Memang tidak mudah, tapi ini harus menjadi komitmen bersama,” ujar Prabowo di hadapan para hadirin.

Ia menuturkan bahwa seluruh dapur pelaksana MBG telah diinstruksikan menggunakan peralatan sanitasi terbaik dan menerapkan prosedur kebersihan yang ketat.

Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan makanan yang disajikan benar-benar aman dan layak dikonsumsi jutaan penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Perkuat Higienitas Dapur dan Kualitas Bahan Baku

Prabowo juga mengakui bahwa program MBG masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.

Sejak diluncurkan, terdapat laporan beberapa ribu anak mengalami gangguan pencernaan atau keracunan ringan.

Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak seharusnya menutupi keberhasilan besar yang telah dicapai program ini.

“Ada ribuan kasus sakit perut atau keracunan, lalu seolah-olah program ini gagal. Padahal, konteksnya harus dilihat dari skala program yang sangat besar,” jelasnya.

Sebagai solusi, Prabowo menekankan perlunya peningkatan standar kebersihan di seluruh dapur MBG, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga penyajian makanan.

Pemerintah juga terus memperkuat pengawasan dan pelatihan bagi tenaga dapur di setiap daerah.

Keberhasilan 99,99 Persen Bukti Capaian Program

Hingga kini, Program Makan Bergizi Gratis telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga :  Terobosan Literasi Malam: Pramono Akan Buka Perpustakaan di Jakarta Hingga Pukul 23.00

Total, lebih dari 1,3 hingga 1,4 miliar porsi makanan telah disalurkan.

Dari jumlah tersebut, tercatat sekitar delapan ribu kasus keracunan, atau hanya sekitar 0,0007 persen dari total distribusi makanan.

“Itu artinya, tingkat keberhasilan program mencapai 99,99 persen. Di mana lagi ada kerja manusia dengan tingkat keberhasilan seperti itu tapi tetap dianggap gagal?” ungkap Prabowo.

Meski angka keberhasilan sangat tinggi, Prabowo menegaskan tidak ingin mengabaikan satu pun kasus kesehatan.

Ia meminta seluruh pihak, terutama para guru dan pendamping siswa, untuk ikut mengedukasi anak-anak tentang pentingnya kebersihan tangan dan lingkungan sebelum makan.

“Kami ingin tidak ada satu pun anak yang jatuh sakit. Dengan kerja sama semua pihak, saya yakin program ini bisa berjalan lebih baik dan lebih aman,” tutupnya.