Pintasan.co, Gunungkidul – Produksi bawang merah di Kabupaten Gunungkidul pada musim panen tahun ini diperkirakan mencapai 1.430 ton.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono, menjelaskan bahwa estimasi tersebut dihitung dari total lahan tanam seluas 110 hektare dengan produktivitas 13 ton per hektare yang tersebar di beberapa kapanewon.
“Angka ini cukup stabil dengan rata-rata produktivitas bawang merah di wilayah ini , sebesar 13 ton per hektarenya,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (25/8/2025).
Namun, musim kemarau basah tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Dia mengatakan intensitas yang masih tinggi memicu kelembaban berlebihan pada lahan, sehingga rentan menimbulkan hama dan penyakit pada umbi.
“Tentu kondisi ini bisa mempengaruhi hasil panen, untungnya pengaruhnya tidak besar pada masa panen kali ini,” ujarnya.
Lantaran untuk meminimalisir risiko tersebut, pihaknya bersama penyuluh pertanian lapangan memberikan pendampingan terkait pola tanam, penggunaan varietas unggul yang lebih tahan terhadap kelembaban, serta pemanfaatan teknologi pascapanen agar bawang merah dapat disimpan lebih lama.
“Kami terus mendorong petani agar menerapkan pola budidaya yang adaptif terhadap perubahan iklim,” kata dia
Di sisi lain, aspek harga turut menjadi sorotan. Menurut pemantauan Dinas Perdagangan, dalam dua pekan terakhir bawang merah dijual di kisaran Rp35.000–Rp40.000 per kilogram. Harga tersebut terbilang stabil, meskipun sempat berfluktuasi karena adanya pasokan dari luar daerah.
“Kami berupaya menjaga agar harga tidak anjlok saat panen raya berlangsung,” urai Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Ris Heriyani.