Pintasan.co, Yogyakarta – Meskipun pemerintah pusat mengeluarkan Instruksi Presiden No. 1/2025 yang mengharuskan pemangkasan anggaran di berbagai sektor, Pemda DIY menegaskan bahwa pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) di kawasan Malioboro tetap akan dilanjutkan tanpa hambatan.

Pemangkasan anggaran yang berfokus pada efisiensi perjalanan dinas, pembelian alat tulis kantor, dan bantuan keuangan tidak akan memengaruhi kelanjutan proyek besar yang mengusung konsep sumbu filosofi ini.

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, menyampaikan bahwa meskipun ada pemangkasan anggaran, proyek JPG yang saat ini masih dalam tahap perencanaan tetap menjadi prioritas.

“Efisiensi anggaran ya tidak berdampak pada proyek JPG. Itu kan masih dalam kategori perencanaan. Masih ada DED (Detail Engineering Design) yang harus ditinjau,” ujarnya.

Beny menegaskan bahwa pembangunan JPG akan dilakukan secara bertahap, mengingat kebutuhan anggaran yang sangat besar, dengan perkiraan mencapai lebih dari Rp100 miliar, bahkan bisa mencapai Rp200 miliar.

Pembangunan gedung yang mengusung konsep sumbu filosofi ini memang direncanakan untuk dilakukan secara bertahap, mengingat besarnya biaya yang diperlukan.

Beny juga menyebutkan bahwa meskipun Pemda DIY awalnya berencana untuk menandatangani kontrak pada awal Januari, rencana tersebut harus ditunda akibat kebijakan efisiensi anggaran.

Seiring dengan itu, Pemda DIY telah memindahkan pedagang Teras Malioboro (TM) 2 yang berada di utara gedung DPRD DIY.

Area tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan JPG, sementara gedung DPRD DIY akan dipindahkan ke lokasi baru di Lapangan Panahan Kenari.

Untuk menjaga kelestarian budaya, Pemda DIY juga melakukan kajian Heritage Impact Assessment (HIA) guna memastikan pembangunan JPG tidak merusak nilai-nilai warisan budaya Sumbu Filosofi yang diakui oleh UNESCO.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Anna Rina Herbranti, menjelaskan bahwa kajian HIA akan dilaksanakan tahun ini, dan jika prosesnya berjalan lancar, DED interior akan dipersiapkan pada 2026.

Baca Juga :  IKN dan Tantangan Pemindahan: Infrastruktur Belum Siap, Efektivitas Dipertanyakan

Desain gedung JPG yang akan dibangun telah melalui proses sayembara, dengan konsep yang menggambarkan keberagaman budaya Yogyakarta, termasuk elemen Tionghoa dan Indis.

“Desain gedungnya sudah dikaji agar dapat mencerminkan kekayaan budaya yang ada di Jogja,” tambah Anna.