Pintasan.co, Jakarta – Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (DPN PERMAHI) menggelar perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 dengan tema “PERMAHI Satu Nusantara Maju”.
Acara ini dilaksanakan dalam bingkai Silaturahmi Nasional dan Buka Puasa Bersama, yang berlangsung di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat solidaritas, menyatukan kembali semangat kebersamaan, serta membahas peran strategis mahasiswa hukum dalam membangun bangsa.
Acara ini dihadiri oleh pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PERMAHI dari berbagai wilayah, para alumni, akademisi, serta tokoh hukum yang berkomitmen terhadap penguatan supremasi hukum di Indonesia.
Dalam sambutannya, Dewan Pembina DPN Permahi, Firman Jaya Daely, menyoroti pentingnya menjaga solidaritas di tengah dinamika organisasi serta menegaskan komitmen PERMAHI dalam mengawal demokrasi dan keadilan.
“Di usia ke-43 ini, kita dihadapkan pada tantangan besar, termasuk konflik dualisme yang terjadi di dalam organisasi. Namun, kita harus ingat bahwa PERMAHI didirikan untuk memperjuangkan keadilan dan supremasi hukum, bukan untuk terpecah belah. Melalui tema ‘PERMAHI Satu Nusantara Maju’, kita ingin menegaskan bahwa kebersamaan dan persatuan adalah kunci utama untuk membawa PERMAHI ke masa depan yang lebih baik. Mari kita jadikan momentum ini sebagai awal rekonsiliasi dan penguatan organisasi agar PERMAHI tetap solid dan maju,” ujar Firman Jaya Daely.
Selain menjadi ajang konsolidasi dan refleksi perjalanan organisasi, acara ini juga diisi dengan buka puasa bersama sebagai bentuk kebersamaan di bulan suci Ramadan.
Dalam momen perayaan ini, Ketua Umum DPN PERMAHI, Fahmi Namakule, juga menyampaikan sebuah agenda kejutan yang menjadi langkah penting bagi masa depan organisasi.
Di hadapan para alumni dan anggota, ia secara resmi meminta izin serta dukungan untuk melaksanakan Tandatangan Kesepakatan Kongres Penyatuan.
Agenda ini diinisiasi sebagai komitmen nyata dalam menyatukan kembali PERMAHI yang sempat terbelah, sekaligus menegaskan pentingnya solidaritas dalam menjaga marwah organisasi.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan PERMAHI dapat kembali bersatu dalam satu kepengurusan yang kuat dan solid, sehingga mampu terus berkontribusi bagi dunia hukum dan bangsa di masa depan.
“Momentum ini Saya berharap kita dapat melaksanakan Kongres Penyatuan sebagai langkah nyata untuk mengakhiri perpecahan dan membawa organisasi ini kembali ke jalurnya sebagai wadah perjuangan mahasiswa hukum di Indonesia. Mari kita bersama-sama merawat dan membesarkan PERMAHI, agar tetap solid dan relevan dalam menghadapi tantangan hukum dan kebangsaan di hari-hari yang akan datang,” imbuhnya.
Sebagai organisasi yang telah berkiprah selama lebih dari empat dekade, PERMAHI terus berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam advokasi hukum dan penguatan demokrasi.
Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antaranggota dan alumni serta memberikan semangat baru bagi generasi penerus PERMAHI dalam menghadapi tantangan hukum di masa depan.