Pintasan.co, Jakarta – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana merelokasi program food estate dari Kalimantan ke Merauke. Langkah ini diungkapkan oleh Drajad Wibowo, anggota dewan pakar TKN Prabowo sekaligus ekonom senior INDEF, yang menilai bahwa tanah di Kalimantan kurang subur dan topsoil yang terbatas, membuat wilayah tersebut tidak ideal untuk beberapa komoditas tanaman yang direncanakan.
Merauke dipilih karena dianggap memiliki potensi agrikultur yang lebih baik dibandingkan Kalimantan. “Tanah di Merauke flat dan luas, secara agrikultur sangat mendukung. Namun, kekurangan infrastruktur di sana menjadi tantangan utama,” ungkap Drajad dalam sebuah forum ekonomi di Jakarta. Pemerintah pun merencanakan kolaborasi dengan pihak swasta untuk membangun infrastruktur yang diperlukan, terutama dalam sektor transportasi dan logistik.
Sejumlah komoditas yang akan ditanam di Merauke antara lain singkong, tebu, dan tanaman pangan lainnya. Namun, tantangan aksesibilitas serta biaya logistik yang tinggi menjadi persoalan krusial yang perlu diatasi. Dalam konteks ini, peran sektor swasta dalam penyediaan transportasi dan logistik sangat diharapkan.
Anggaran ketahanan pangan tahun 2025 meningkat hampir 9% menjadi Rp 124,4 triliun, yang akan dialokasikan untuk berbagai kegiatan mulai dari praproduksi hingga distribusi pangan. Program ini juga mencakup pembangunan infrastruktur irigasi, bendungan, hingga penguatan sistem logistik nasional.
Meski tantangan besar menanti, kebijakan relokasi food estate ke Merauke diharapkan mampu meningkatkan produksi pangan nasional dengan melibatkan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. Langkah ini diambil sebagai bagian dari visi pemerintah Prabowo untuk mewujudkan ketahanan pangan yang lebih kuat di masa depan.