Pintasan.co, Magelang – RSUD Budi Rahayu di Kota Magelang tidak memiliki dokter spesialis tetap yang menyebabkan kesulitan dalam memperoleh bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Direktur RSUD Budi Rahayu, Nofi Ahyani, menjelaskan bahwa saat ini rumah sakit kelas D milik Pemerintah Kota Magelang ini hanya memiliki dokter spesialis yang berstatus mitra, bukan pegawai tetap.

“Dokter kita yang masih dokter mitra saat ini ada 11, menuju 12. Kendala terbesar kami adalah belum memiliki dokter spesialis tetap. Sedangkan, dokter umum yang ada semuanya sudah berstatus PNS,” ujar Nofi, Selasa (12/3/2024).

Ia menjelaskan bahwa status dokter spesialis yang hanya berperan sebagai mitra menjadi kendala dalam pengajuan bantuan anggaran dari pemerintah pusat.

Kemenkes kerap mempertanyakan status dokter tetap sebagai salah satu syarat utama dalam pemberian bantuan anggaran.

“Jika ada dokter spesialis tetap, maka alat-alat medis dan sarana prasarana dapat lebih mudah diperoleh,” jelasnya.

RSUD Budi Rahayu sendiri membutuhkan setidaknya tujuh dokter spesialis, meliputi spesialis penyakit dalam, anak, bedah, kandungan, anestesi, patologi genetik, dan radiologi. 

Saat ini, dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit tersebut memiliki Surat Izin Praktik (SIP) kedua, dengan SIP utama di rumah sakit lain, seperti RSUD Tidar atau rumah sakit swasta.

Selain itu, Nofi mengungkapkan tantangan lainnya dalam merekrut dokter spesialis tetap. Ia menyebutkan biaya pendidikan dokter spesialis yang tinggi, terbatasnya jumlah dokter spesialis, serta rendahnya minat dokter untuk menjadi PNS sebagai hambatan utama.

“Kuliah dokter spesialis kan mahal. Ada lowongan formasi CPNS juga tidak ada yang daftar,” ujarnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Kota Magelang, Waluyo, menyampaikan bahwa pihaknya akan memperbaiki pelayanan di RSUD Budi Rahayu agar sesuai dengan visi dan misi Wali Kota Magelang saat ini.

“Dokter-dokter spesialis yang belum ada akan dilengkapi secara bertahap. Ada juga rencana untuk memperbantukan dokter dari rumah sakit lain. Ini bentuk sinergitas yang sedang disiapkan,” kata Waluyo.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak hanya bergantung pada RSUD Tidar sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah Kedu.

Baca Juga :  Tiba di Gedung MPR, Anies Baswedan Beri Dukungan pada Pelantikan Prabowo-Gibran

Menurutnya, RSUD Budi Rahayu telah mengalami banyak perbaikan dan bisa menjadi alternatif layanan kesehatan yang lebih cepat dan nyaman.

“RSUD Tidar adalah rumah sakit regional yang mencakup seluruh Kedu. Karena itu, antreannya panjang. Masyarakat bisa mempertimbangkan RSUD Budi Rahayu yang juga telah berbenah dan lebih tenang suasananya,” pungkasnya.