Pintasan.co, Gunungkidul – Pengelolaan sampah di Kabupaten Gunungkidul masih menghadapi tantangan besar. Dari kebutuhan sekitar 1.430 bank sampah di seluruh padukuhan, hingga kini baru terbentuk kurang lebih 300 unit.
Akibat keterbatasan tersebut, beban Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) semakin meningkat karena mayoritas sampah masih dibuang tanpa melalui proses pemilahan.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Harry Sukmono, saat ditemui pada Senin (25/8/2025).
Dia menjelaskan bahwa bank sampah berperan penting dalam menekan volume sampah yang masuk ke TPA. Menurut dia, TPA seharusnya hanya menampung residu atau sampah yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan kembali.
” TPA seharusnya menjadi tempat pembuangan sampah residu. Artinya, sampah sisa yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Namun, kenyataan di lapangan sebaliknya,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (25/8/2025).
Dia menjelaskan kehadiran bank sampah di masyarakat sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah sampah di tingkat terendah. Pasalnya, tanpa itu semua sampah akan berakhir di TPA sehingga menimbulkan beban yang berat, termasuk dari sisi biaya operasional.
“Pemrosesan sampah harus dilakukan sejak dari hulu, melibatkan masyarakat secara langsung,” terang dia.
Untuk penguatan bank sampah di masyarakat, pihaknya pun bersedia mencarikan pembeli untuk membeli sampah-sampah yang dikelola oleh masyarakat tersebut.
“Kalau sudah terbentuk, kami siap mencarikan pembeli, karena bank sampah itu bernilai ekonomis,” kata dia.
Meskipun berpotensi menghasilkan uang, Harry mengakui tidak semudah itu meyakinkan masyarakat untuk berkecimpung mengurus sampah. Sebab, menurutnya aspek kesadaran masyarakat terhadap masyarakat masih rendah. Untuk mengatasi itu, kata dia, dibutuhkan sosok penggerak atau local champion di setiap wilayah agar bisa menjadi relawan dan motor penggerak.
“Kendalanya memang kesadaran masyarakat itu sendiri. Perlu adanya tokoh masyarakat yang bisa menjadi volunteer, rela meluangkan waktu, dan memberi contoh,” ujarnya.
Kepala UPT Kebersihan dan Pertamanan DLH Kabupaten Gunungkidul, Heri Kuswantoro, menyampaikan bahwa sekitar 70 persen dari total 4 hektare lahan di TPAS Wukirsari kini sudah terisi sampah. Bahkan, timbunan sampah telah mencapai ketinggian lebih dari 7 meter.
Selain itu, volume sampah setiap tahun terus mengalami peningkatan. Berdasarkan pendataan, rata-rata timbulan sampah per hari pada 2019 tercatat 38,11 ton, naik menjadi 41,77 ton pada 2020, kemudian 46,47 ton di 2021. Pada 2022 tercatat 45,77 ton, 2023 mencapai 45,76 ton, 2024 naik menjadi 50 ton, dan pada 2025 melonjak hingga 55 ton per hari.