Pintasan.co, Jakarta – Selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah menghadapi tantangan besar dalam memperkuat sektor kesehatan.

Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan melalui Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Program KIS ditujukan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu agar mereka bisa mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.

Saat ini, lebih dari 267 juta orang terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-KIS, yang artinya hampir 95 persen penduduk Indonesia mendapatkan jaminan perawatan kesehatan hingga sembuh.

Banyak masyarakat telah merasakan manfaat dari program KIS ini, termasuk Rina Ery Maryanti, warga Kecamatan Wonosari, yang mengaku sangat terbantu.

Mulai dari perawatan kakeknya hingga persalinannya sendiri, semuanya menggunakan layanan BPJS Kesehatan yang terintegrasi dengan program KIS.

Rina menyatakan kepuasannya dengan pelayanan yang diterima dan berharap program jaminan sosial ini terus berlanjut.

“Pelayanan yang saya terima sangat memuaskan, saya berharap program ini dapat terus dilanjutkan untuk membantu masyarakat Indonesia, termasuk BPJS Kesehatan, Program Keluarga Harapan (PKH), dan jaminan pendidikan,” ujar Rina.

Pengalaman serupa dirasakan oleh Suprihono, yang telah 14 tahun menjalani cuci darah dengan bantuan program KIS.

Ia merasa sangat terbantu karena sejak awal perawatan, tidak perlu mengeluarkan biaya pribadi. Suprihono berharap agar program ini dapat terus berlanjut, terutama untuk membantu masyarakat kurang mampu.

Selain program KIS, pemerintahan Jokowi juga menunjukkan respons yang tanggap dalam menangani pandemi COVID-19.

Melalui kebijakan “rem dan gas,” pemerintah berhasil menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi.

Kebijakan ini mencakup tiga aspek utama: stimulus ekonomi untuk menjaga lapangan kerja, perlindungan sosial untuk memastikan masyarakat tetap terpenuhi kebutuhan dasarnya, dan penanganan kesehatan untuk meminimalisir korban jiwa.

Baca Juga :  Jalur Madiun ke Wisata Telaga Ngebel Ponorogo Ditutup Karena Longsor

Kebijakan rem dan gas terbukti cukup efektif. Menurut laporan WHO tahun 2024, Indonesia memiliki tingkat kematian dan resesi yang rendah selama pandemi.

Ketahanan masyarakat dan tenaga kesehatan, serta semangat gotong-royong, memainkan peran penting dalam menghadapi krisis ini.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Ferry Irawan, menegaskan bahwa kebijakan ini membantu menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan kelangsungan aktivitas ekonomi.

Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berhasil mengatasi tantangan pandemi dengan baik, menjadikan negara ini salah satu yang tercepat dalam menangani krisis global.

“Alhamdulillah, Indonesia berhasil melewati tantangan besar pandemi dengan hasil yang baik, dan menjadi salah satu negara yang mampu menangani krisis kesehatan dengan cepat,” ujar Jokowi dalam pidatonya di Gedung Nusantara, DPR RI, pada Agustus 2023.