Pintasan.co, Yogyakarta – Stasiun Kereta Api Tugu berlokasi di sebelah barat jalur utama yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dan Tugu Pal Putih, serta terletak di sebelah barat Stasiun Lempuyangan.
Hingga kini, Stasiun Tugu menjadi pusat transportasi kereta api utama di Kota Yogyakarta dan berperan sebagai landmark penting yang menonjol di kawasan tersebut.
Sejarah Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun ini telah berdiri selama ratusan tahun sejak dibangun pada era kolonial Belanda, seiring berkembangnya moda transportasi kereta api di Pulau Jawa.
Perkembangan perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan pembangunan rel pertama pada 17 Juni 1864 di Desa Kemijen, Semarang, yang menghubungkan Semarang dan Temanggung.
Jalur ini dibangun oleh perusahaan swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dengan konsesi awal terbatas pada wilayah Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta.
Dari perspektif militer, jalur tersebut memiliki nilai strategis karena dapat memfasilitasi pergerakan pasukan kolonial Belanda, terutama untuk menghadapi potensi pemberontakan di Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, seperti yang terjadi saat Perang Diponegoro.
Pada awal pembangunannya, Stasiun Tugu Yogyakarta mengusung arsitektur klasik. Namun, pada tahun 1925, stasiun ini mengalami renovasi pada bagian pintu masuk utama (entrance hall) dengan penambahan delapan tiang persegi di tengah bangunan.
Selanjutnya, pada tahun 1927, area hall diperluas dan tampilan fasad diubah dengan gaya Art Deco.
Gaya ini ditandai dengan penggunaan bentuk-bentuk geometris dan garis-garis lurus, yang menciptakan kesan modern dan elegan.
Hingga tahun 2017, Stasiun Tugu tetap berperan sebagai stasiun utama di Yogyakarta, menghubungkan berbagai rute menuju kota-kota lain.
Jalur kereta dari stasiun ini berkembang ke arah selatan menuju Bantul, Palbapang, dan Sewu Galur. Sementara itu, jalur ke tenggara menghubungkan ke Pabrik Gula Kedaton Pleret, melewati kawasan kerajinan perak di Kotagede.
Saat ini, Stasiun Tugu telah berkembang menjadi stasiun besar dengan enam jalur yang melayani kereta api kelas bisnis dan eksekutif menuju berbagai destinasi di Pulau Jawa.
Namun, jalur kereta menuju Semarang melalui Magelang sudah tidak lagi beroperasi.
Stasiun Tugu dapat dikategorikan sebagai living monument, yakni bangunan bersejarah yang tetap digunakan sesuai dengan fungsi awalnya hingga kini.