Pintasan.co, Jakarta – Selama satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah menyaksikan transformasi besar dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi fondasi baru bagi perekonomian dan daya saing nasional.

Dengan pendekatan Indonesia sentris, fokus pada pembangunan dari pinggiran dan desa, pemerintah berkomitmen untuk menjawab tantangan ketertinggalan infrastruktur yang selama ini menghambat pertumbuhan.

Pembangunan infrastruktur dasar menjadi prioritas utama, terutama dalam sektor bendungan, irigasi, dan konektivitas jalan. Dalam kurun waktu 2014 hingga 2024, pemerintah berhasil membangun 43 bendungan baru, yang tidak hanya menjamin ketersediaan air tetapi juga memperkuat ketahanan pangan.

Dengan tambahan kapasitas irigasi sebesar 396 ribu hektare dan potensi pembangkit listrik tenaga air mencapai 255 MW, bendungan ini menjadi pilar penting dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Di samping itu, pembangunan jaringan irigasi baru mencapai 1,1 juta hektare dan rehabilitasi jaringan irigasi eksisting seluas 4,38 juta hektare. Hasilnya, indeks pertanaman meningkat signifikan, dari 1,4 di tahun 2014 menjadi 2,5 pada tahun 2024.

Hal ini menunjukkan dampak langsung dari infrastruktur yang dibangun terhadap produktivitas pertanian, yang pada gilirannya mendukung ketahanan pangan.

Dalam sektor konektivitas, pencapaian yang mengesankan juga telah diraih. Total 2.700 kilometer jalan tol baru dan 366 ribu kilometer jalan desa berhasil dibangun, meningkatkan aksesibilitas antar daerah.

Program Jalan Tol Trans Jawa, yang sepanjang 1.782 kilometer, menghubungkan berbagai wilayah strategis di Pulau Jawa. Namun, pembangunan tidak hanya terfokus di Jawa; inisiatif serupa juga dilakukan di Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

Misalnya, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang sudah mencapai sekitar 1.078 kilometer menunjukkan komitmen pemerintah untuk meratakan pembangunan di seluruh nusantara.

Perbaikan infrastruktur jalan daerah melalui Instruksi Presiden terkait Jalan Daerah (IJD) juga memberikan manfaat nyata. Sebagai contoh, perbaikan 16 ruas jalan di Provinsi Lampung mengurangi waktu tempuh perjalanan secara drastis, mempermudah mobilisasi hasil pertanian antar kabupaten.

Baca Juga :  Danantara: Fakta-Fakta Penting yang Perlu Diketahui Menjelang Peluncuran pada 24 Februari

Penurunan biaya logistik dari 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023 juga menunjukkan hasil positif dari konektivitas yang lebih baik, memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Melihat keberhasilan ini, pemerintah bertekad untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur hingga tahun 2025. Dengan anggaran sebesar Rp400,3 triliun yang diusulkan dalam RAPBN 2025, fokus akan diberikan pada infrastruktur pangan, energi, pendidikan, dan kesehatan, serta pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa pencapaian di era Jokowi menjadi pijakan bagi pemerintahan selanjutnya, demi mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Pembangunan infrastruktur yang masif ini bukan hanya tentang menciptakan fisik, tetapi juga membangun peradaban baru yang berkelanjutan. Keberhasilan ini menandai babak baru dalam sejarah Indonesia, dengan harapan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Dengan fondasi yang telah dibangun, Indonesia siap untuk menghadapi tantangan global dan berkompetisi di tingkat internasional, mewujudkan cita-cita sebagai salah satu dari lima ekonomi terkuat di dunia.