Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin waktu setempat setelah hampir sepuluh tahun memimpin negara tersebut.
Dalam konferensi pers yang diadakan di kediamannya di Rideau Cottage, Ottawa, Trudeau menegaskan bahwa ia akan tetap menjalankan tugas sebagai perdana menteri hingga Partai Liberal, yang saat ini berkuasa, berhasil memilih pemimpin baru.
Trudeau mengambil langkah ini di tengah meningkatnya tekanan dari anggota legislatif dan hasil jajak pendapat yang menunjukkan penurunan drastis dalam dukungan publik terhadap Partai Liberal.
Banyak pihak memprediksi bahwa partai tersebut berisiko mengalami kekalahan besar dalam pemilu mendatang akibat pengaruh kepemimpinannya.
Dengan parlemen Kanada yang dijadwalkan untuk ditangguhkan hingga 24 Maret 2025, pelaksanaan pemilu diperkirakan tidak akan terjadi sebelum bulan Mei.
Trudeau memastikan dirinya akan terus menjalankan tugas sebagai perdana menteri selama proses pemilihan pemimpin baru berlangsung.
“Saya akan terus memimpin sebagai perdana menteri dan ketua partai hingga pengganti yang layak terpilih melalui proses kompetitif yang menyeluruh. Warga Kanada berhak mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilu berikutnya,” ungkap Trudeau seperti dilansir Headline News Metro TV, Selasa (7/1/2025).
Selama masa kepemimpinannya, Trudeau menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan dari Amerika Serikat.
Presiden terpilih Donald Trump sempat mengancam akan memberlakukan tarif yang dapat memengaruhi ekonomi Kanada secara signifikan.
Selain itu, konflik internal di dalam Partai Liberal juga menjadi salah satu alasan di balik keputusannya untuk mengundurkan diri.