Pintasan.co, Jakarta – Pemerintah kian memantapkan langkah menuju perluasan kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan menengah melalui program ambisius “SMK Go Global”, yang kini memasuki tahap finalisasi. Program ini digadang-gadang menjadi terobosan strategis nasional dalam mempersiapkan lulusan SMK dan SMA menghadapi persaingan tenaga kerja dunia yang semakin kompetitif.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menegaskan bahwa implementasi penuh program akan dimulai pada 2026, sementara seluruh persiapan teknis, kelembagaan, hingga kurikulum telah berjalan sejak 2025.

“Seluruh proses kita siapkan dari hulu hingga hilir. Kita ingin lulusan SMK–SMA siap memasuki pasar kerja global sejak dari bangku pendidikan,” ujarnya usai memimpin Rapat Tingkat Menteri, Selasa (18/11/2025) di Jakarta.

Kurikulum Disesuaikan, Kelas Migran Dibentuk

Di tingkat pendidikan, pemerintah mengarahkan seluruh SMK untuk melakukan penyesuaian kurikulum melalui pembentukan kelas migran sesuai kebutuhan negara tujuan. Para siswa dipersiapkan dengan kompetensi bahasa dan keterampilan yang memenuhi standar internasional, termasuk target kemampuan bahasa Jepang level N4 bagi calon pekerja ke Negeri Sakura.

Kebijakan baru ini juga mengubah pendekatan kurikulum: tidak lagi terpisah, melainkan mengadopsi kompetensi yang langsung menjadi syarat negara mitra.

Penguatan Penempatan dan Target Ambisius 500 Ribu Lulusan

Pada sisi hilir, mekanisme penempatan tenaga kerja diperkuat bersama P2MI, mencakup fasilitasi pelatihan bahasa, peningkatan keterampilan, serta pemenuhan standar profesi. Pemerintah juga menyiapkan anggaran khusus agar peningkatan kapasitas dapat berjalan efektif sejak tahun ini.

Cak Imin menegaskan target besar pemerintah: “Kita punya target 2026 Insya Allah 500 ribu yang akan diberangkatkan lulusan SMK dan SMA.”

Sektor yang paling diminati negara mitra meliputi welder, hospitality, caregiver, dan konstruksi, dengan permintaan tinggi dari Jepang, Korea, Jerman, Hong Kong, Taiwan, Turki, dan sejumlah negara Eropa lainnya.

Program ini juga terbuka bagi alumni SMK–SMA beberapa tahun sebelumnya, dengan mekanisme pendaftaran yang sedang difinalisasi oleh P2MI. Pemerintah bahkan telah menyiapkan keberangkatan gelombang awal tahun ini ke Slovakia, Turki, dan Jepang.

Baca Juga :  Dalam Rangka Hari Batik Nasional, Pelajar dan Mahasiswa di Blora Membatik Kain Sepanjang 15 Meter

Rakortas Percepatan: Serap 1,63 Juta Lulusan

Dalam Rakortas terpisah, Menko PM Muhaimin Iskandar kembali menekankan pentingnya percepatan program untuk menyerap 1,63 juta lulusan SMK yang belum bekerja dan tidak melanjutkan kuliah. Tiga sektor prioritas yang dipacu adalah caregiver, welder, dan hospitality, dengan lima negara tujuan utama: Jepang, Korea Selatan, Jerman, Australia, dan Uni Emirat Arab.

Menteri P2MI, Mukhtarudin, melaporkan bahwa pelatihan sudah berjalan intensif di berbagai daerah.

“Pelatihan caregiver, welder, dan hospitality sedang berjalan. Kita bekerja sama dengan Kemenperin, BLK Kemenaker, perguruan tinggi, dan SMK-SMK yang sudah memiliki kelas migran. Di Lampung misalnya, akhir tahun ini kita lepas 200 orang yang siap berangkat,” ujarnya.

Mukhtarudin juga memastikan bahwa kick-off penempatan 500 ribu pekerja migran akan dilaksanakan pertengahan Desember 2025, bertepatan dengan Hari Migran Internasional.

“Saat ini sudah ada 4.600 calon pekerja migran yang terdata, tapi khusus SMK Go Global tahap pertama adalah 500 orang. Tahun 2026 baru kita gaspol 500 ribu sesuai target besar yang dicanangkan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.

Menuju Babak Baru Mobilitas Global Lulusan Muda

Cak Imin berharap program ini menjadi babak baru mobilitas tenaga kerja Indonesia.

“Kita ingin anak-anak kita punya kesempatan lebih besar menembus dunia. Ini bukan hanya soal bekerja di luar negeri, tetapi memperkuat daya saing bangsa di era global,” ungkapnya.

Dengan persiapan yang kian matang di lapangan, SMK Go Global digadang menjadi salah satu program terbesar penempatan tenaga kerja Indonesia sepanjang sejarah, membuka gerbang peluang baru bagi jutaan generasi muda.