Pintasan.co – Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf memenuhi undangan para kiai sepuh untuk memberikan penjelasan terkait dinamika yang terjadi di tubuh PBNU. Pertemuan berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu.

“Para pinisepuh dan sesepuh memanggil saya, dan saya hadir. Apa pun yang ingin ditanyakan atau diminta, saya siap menjawab dan menindaklanjutinya,” ujar Yahya setibanya di Tebuireng. Ia hadir bersama beberapa pengurus PBNU dan membawa setumpuk dokumen sebagai bahan klarifikasi.

Yahya berharap forum ini dapat membuka jalan menuju penyelesaian persoalan yang belakangan mencuat. “Semoga pertemuan ini menjadi awal yang baik, awal dari penyelesaian masalah,” tuturnya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU K.H. Mohammad Nuh menjelaskan bahwa kehadirannya merupakan mandat dari Rois Aam dan Wakil Rois Aam PBNU, yang pada saat bersamaan berhalangan menghadiri acara di Tebuireng.

Menurut K.H. Nuh, tugasnya adalah menyampaikan kondisi organisasi secara apa adanya. Ia mengatakan bahwa pertemuan di Tebuireng merupakan tindak lanjut dari pembahasan yang sebelumnya digelar di Pesantren Al-Falah Ploso, Kabupaten Kediri, beberapa hari lalu. “Forum ini adalah wadah untuk mencari alternatif solusi terbaik,” jelasnya.

K.H. Nuh menegaskan bahwa di internal Syuriah PBNU, keputusan organisasi telah diambil dan dinyatakan final—terkait adanya kesalahan serta penetapan sanksi. “Ini bukan perselisihan pribadi. Ada pelanggaran, lalu diberikan sanksi. Itu ranah organisasi,” katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa Rois Aam PBNU telah menjelaskan persoalan tersebut dalam rapat di PWNU Jawa Timur sebelumnya, yang turut dihadiri para sesepuh NU.

Pertemuan di Tebuireng kali ini kembali mempertemukan para kiai senior dan tokoh-tokoh penting NU. Menurut K.H. Nuh, para sepuh memberikan berbagai pandangan dan menekankan bahwa setiap peluang penyelesaian untuk kebaikan organisasi harus dimaksimalkan.

Baca Juga :  Gubernur Sulsel Hadiri Jamuan Kehormatan di Istana Mina bersama Pangeran MBS

Ia juga mengungkapkan bahwa pada 9 Desember 2025 mendatang akan digelar rapat pleno PBNU untuk menindaklanjuti persoalan ini, termasuk rencana pengangkatan Penjabat Ketua PBNU yang baru.

Beberapa kiai sepuh yang hadir antara lain Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri, K.H. Anwar Manshur, mantan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj, serta tokoh-tokoh lain. Para kiai juga melakukan ziarah ke makam pendiri NU, K.H. Hasyim Asy’ari, yang berada di kompleks Pesantren Tebuireng.