Pintasan.co, Yogyakarta – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menegaskan tidak akan menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) sebagai alat tawar-menawar politik dengan pemerintah pusat.

Menurutnya, ada tanggung jawab moral yang harus dijaga, mengingat jasa besar almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX terhadap republik pada masa awal kemerdekaan.

“Ya kalau DPR atau DPRD melakukan (lobi ke pusat), ya silakan. Saya punya beban kalau saya mengajukan negosiasi (danais) mbok ditambah dan sebagainya. Itu saya punya beban. Saya tidak mau dalam pengertian politik danais sebagai bentuk dipersamakan sewaktu swargi (Sri Sultan HB) ke-9 membantu membiayai republik,” ujar Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).

Pernyataan itu merujuk pada kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang pada 1940-an menyumbangkan sekitar 6 juta gulden untuk kepentingan negara. 

Sri Sultan HB X menyebut pemangkasan anggaran bukan hanya menyasar Danais, tetapi juga pendapatan daerah lain. 

“Ya prioritas, sebenarnya juga tidak hanya itu. Pendapatan daerah kan juga turun, untuk kembali (seperti) sebelum Covid-19 juga belum bisa. Ya memang ekonomi tumbuh, tapi golongan menengah yang hanya pegawai ini kan masalah,” katanya.

Ia menambahkan, program Danais biasanya diajukan dua tahun sebelumnya sehingga ruang penyesuaian terbatas. 

“Sebetulnya kan program tahun ini sudah dua tahun sebelumnya diajukan, kami ajukan akhir tahun, itu realisasinya baru dua tahun (berikutnya). Jadi mengurangi itu kan Departemen Keuangan dan Dalam Negeri sudah melihat program yang ada, nanti kami sesuaikan dengan kondisi itu,” tutur Sultan.

Meski demikian, Sri Sultan HB X berharap kondisi ekonomi membaik agar alokasi Danais kembali meningkat. 

“Jadi dikurangi ya sudah, kondisinya memang begitu. Saya yakin nanti kalau ekonominya membaik kan pasti tambah, bukan mengurangi. Karena itu kan masuk dalam undang-undang,” harap Sri Sultan.

Baca Juga :  Pemda DIY Ikuti Proses Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah