Pintasan.co, Makassar – Menjelang perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) memastikan bahwa kondisi ketersediaan pangan strategis berada dalam kondisi aman dan mencukupi.
Berdasarkan hasil analisis neraca pangan bulan Mei 2025, sejumlah komoditas utama tercatat dalam kondisi surplus.
Beras menjadi komoditas dengan ketahanan stok tertinggi. Ketersediaannya mencapai 1.153.918 ton, sementara kebutuhan konsumsi pada bulan Maret hanya sebesar 86.098 ton.
Dengan demikian, stok beras diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 384 hari atau lebih dari satu tahun ke depan.
“Dari 12 komoditas pangan strategis yang dianalisis, beras menduduki posisi tertinggi dalam ketahanan stok, disusul oleh bawang merah, daging sapi, kedelai, jagung, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai besar, minyak goreng, gula pasir, dan bawang putih,” ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Muhammad Ilyas, pada Selasa, 3 Mei 2025.
Meskipun demikian, bawang putih menjadi komoditas dengan cadangan terendah, namun stoknya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tujuh hari ke depan.
Untuk mengantisipasi gejolak harga dan memastikan distribusi pangan tetap stabil, Pemprov Sulsel bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus menggencarkan langkah-langkah pengamanan pasokan pangan.
Salah satunya adalah pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara intensif di seluruh kabupaten dan kota.
“Melalui GPM, masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. Ini merupakan salah satu langkah konkret yang kami lakukan menjelang hari-hari besar keagamaan, termasuk Iduladha,” jelas Ilyas.
Gerakan ini tidak hanya bertujuan menekan kemungkinan lonjakan harga, tetapi juga untuk memastikan bahan pangan terdistribusi secara merata hingga ke pelosok daerah.