Pintasan.co, Yogyakarta – Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul Van Gastel menerapkan strategi khusus dalam membentuk skuad untuk menghadapi BRI Super League 2025/2026.

Dia tak ingin seorang striker hanya bersantai-santai di depan menunggu bola, baginya striker adalah orang pertama dalam pertahanan.

“Yang paling penting di tim saya, pemain bertahan pertama adalah seorang striker,” ujar Meneer Belanda itu, Selasa (12/8/2025).

Strategi tersebut, memang sudah melekat dan menjadi karakter dari pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut.

Saat melatih NAC Breda dan sukses membawa tim itu promosi ke Eredivisie pada 2023/2024, strategi itu juga diterapkannya.

Terbaru, saat mengawali Super League saat mengalahkan Persebaya Surabaya 0-1, strategi itu juga sukses diterapkan oleh pelatih berusia 53 tahun tersebut.

“Saya sangat senang dengan penampilan Nermin (Haljeta). Dia bisa bertahan dengan energi yang cukup baik,” ungkapnya.

Menurutnya, saat lawan Persebaya di pekan perdana Super League, Nermin Haljeta yang dipercaya sebagai striker cukup kerepotan memainkan tugasnya di babak pertama.

Namun, eks pemain PSM Makassar itu mampu tampil baik di babak kedua dan merusak alur bola Persebaya.

“Dia agak kurang beruntung di babak pertama dalam ball possession. Tapi babak kedua dia lebih baik,” ulasnya.

“Tapi yang kita butuhkan adalah dia bisa bertahan dengan level yang tinggi,” sambungnya.

Mantan asisten pelatih Besiktas itu menegaskan, dalam sepakbola modern, semua pemain dituntut untuk memiliki daya jelajah dan postur yang tinggi.

Pemain bertahan tak hanya para defender, namun striker dan midfielder juga mengambil peran itu sesuai dengan porsinya.

“Kita harus bertahan dengan 11 pemain, kemudian yang kedua banyak pemain kami yang pendek, dan saya butuh pemain jangkung untuk set piece,” tukasnya.

Baca Juga :  PSIM Yogyakarta: Van Gastel Mulai Menyusun Skuad Utama 11 Pemain