Pintasan,co. Mamuju – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar acara Sulbar Expo dan Talkshow yang berlangsung di Maleo Town Square (Matos) Mamuju.
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 6 hingga 9 Desember 2024, dan dihadiri oleh sejumlah pelaku usaha dari enam kabupaten di Sulbar.
Tema yang diangkat dalam acara ini adalah “Perkuat Hilirisasi dan Peluang Pasar Ekspor Komoditas Pertanian dan Perikanan di Sulbar”.
Kepala DPMPTSP Sulbar, Habibi Azis, mengungkapkan bahwa sekitar 50 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari seluruh kabupaten di Sulbar turut ambil bagian dalam Sulbar Expo 2024.
“Kami melibatkan puluhan pelaku UMKM untuk mendukung peningkatan perekonomian daerah, dan acara ini kami gelar bekerja sama dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulbar,” ujar Habibi Azis pada Jumat (6/12/24).
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Karantina Ikan Badan Karantina Indonesia, Teguh Samudro, menyampaikan bahwa Sulbar memiliki banyak komoditas yang potensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Walaupun ekspor dilakukan di daerah lain, sumbernya ada di Sulbar. Oleh karena itu, kami memberi perhatian khusus pada perbaikan kualitas pemanfaatan komoditas yang ada,” jelasnya.
Teguh menambahkan bahwa tantangan utama pasar global adalah peningkatan kualitas dari seluruh proses produksi, mulai dari hulu hingga hilir.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas produk melalui pengolahan komoditas yang ada.
“Kami akan memberikan coaching clinic dan meningkatkan peran masyarakat dalam perbaikan kualitas dan kesehatan produk. Dengan demikian, keberlanjutan usaha dapat terjamin dan terus berkembang,” lanjutnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh DPMPTSP bersama Badan Karantina.
Menurutnya, inisiatif tersebut sangat positif dan diharapkan dapat mempercepat perputaran ekonomi.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungannya, karena Badan Karantina memiliki peran penting di tengah kita semua. Apalagi, ke depan akan ada klinik karantina yang akan membantu masyarakat yang ingin mengekspor produk mereka,” ujar Bahtiar Baharuddin.
Bahtiar juga menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini, para pelaku usaha akan mendapatkan pelatihan untuk mengakses pasar ekspor, seperti untuk produk keripik pisang, ikan, kopi, hingga cokelat.
Sulbar Expo menjadi wadah untuk mempertemukan para pelaku usaha di daerah tersebut.
“Kegiatan ini perlu dilanjutkan secara rutin. Misalnya, pada 13 Desember mendatang, kami akan mengadakan pameran batu ngalo di Taman Pemprov Sulbar. Kami akan fokus pada satu komoditas yang dulu sangat diminati Jepang, China, dan negara-negara lainnya,” tutupnya.