Pintasan.co, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Zona 3 yang meliputi Sidrap, Parepare, Pinrang, Barru, Pangkep, dan Enrekang.
Pertemuan ini berlangsung di Kantor Bupati Sidrap, Selasa (16/9/2025), sekaligus dirangkaikan dengan kegiatan capacity building TPID Sulsel yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Sulsel bersama Pemprov.
Agenda ini menjadi salah satu strategi menjaga stabilitas harga pangan, khususnya di wilayah Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan dukungan daerah penyangga.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, inflasi bulanan Sulsel pada Agustus 2025 tercatat 0,04 persen (month to month), didorong harga beras yang masih tinggi.
Sementara inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sudah menembus 5,12 persen (year to date), melampaui target 3,33 persen.
Jufri Rahman menegaskan, meski stok pangan di enam daerah Zona 3 relatif aman, beberapa komoditas tetap mengalami defisit.
Untuk itu, distribusi pangan harus diperkuat agar harga tetap terkendali.
“Pesan dari Ibu Wakil Gubernur, perlu ada Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak dengan fokus pada komoditas penyumbang inflasi, serta memperluas jenis komoditi pada program mandiri benih,” ujar Jufri.
Ia juga mendorong Dinas Ketahanan Pangan kabupaten/kota rutin memperbarui data neraca pangan.
Selain itu, Pemda diimbau mengkaji pendirian BUMD pangan sebagai off taker hasil pertanian sekaligus menyiapkan regulasi penguatan cadangan pangan daerah.
Dalam forum, TPID menyepakati sejumlah langkah di sektor hulu dan hilir.
Di hulu, pemerintah daerah diminta memperluas program listrik masuk sawah, penggunaan bibit unggul, dan pompanisasi agar panen padi bisa dilakukan hingga tiga kali setahun.
Sedangkan di hilir, BULOG diarahkan memperluas distribusi beras SPHP dan menambah stok minyak goreng Minyak Kita.
“Kami optimistis, sinergi lintas daerah akan membantu menekan gejolak harga sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat Sulsel,” tambah Jufri.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama, mengungkapkan lima strategi quick wins yang disiapkan, yaitu:
- Penyaluran beras SPHP secara masif melalui berbagai kanal distribusi.
- Pelaksanaan GPM dengan fokus pada komoditas pemicu inflasi.
- Perluasan gerakan tanam barito (bawang merah, rica, tomat).
- Optimalisasi cold storage lewat peran BUMD.
- Pemanfaatan teknologi D’Ozone untuk memperpanjang daya simpan hortikultura.
Menurut Wahyu, strategi ini akan menjaga pasokan, memperlancar distribusi, serta menekan harga pangan.
Ia menegaskan, Sulsel sebagai lumbung pangan tidak hanya memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga menyuplai ke provinsi lain, termasuk Papua.
“Kolaborasi antar TPID di Zona 3 sangat penting agar pengendalian inflasi konsisten sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Sulawesi Selatan,” pungkas Wahyu.
Pada kesempatan tersebut, para kepala daerah atau perwakilannya juga menyampaikan program dan strategi masing-masing dalam mendukung pengendalian inflasi.