Pintasan.co, Yogyakarta – Uji coba rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah (SSA) di kawasan Plengkung Gading, Yogyakarta, mendapatkan beragam tanggapan dari warga.

Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan serta melindungi situs bersejarah, namun juga menimbulkan tantangan baru bagi para pengguna jalan.

Salah seorang pengendara motor asal Mantrijeron, Agus, mengaku terkejut dengan perubahan arus lalu lintas tersebut.

Biasanya melewati Plengkung Gading untuk menuju Alun-alun Kidul, kini ia harus mengambil rute yang lebih panjang.

“Mau berangkat kerja biasanya lewat Plengkung Gading, jadi akhirnya harus memutar agak jauh,” ujar Agus saat ditemui di lokasi.

Di sisi lain, Febri Candra, warga Mantrigawen, merasakan manfaat positif dari uji coba ini. Ia menilai bahwa lalu lintas di sekitar tempat tinggalnya menjadi lebih sepi, terutama pada pagi hari.

“Kalau pagi itu kan cenderung tidak terlalu padat ya dibanding sore, jadi belum kerasa banget. Cuma memang ada penurunan traffic sih di daerah rumahku, jadi tidak seramai biasanya pagi ini,” jelas Candra.

Meskipun demikian, Candra menyatakan dukungannya terhadap kebijakan SSA, terutama jika terbukti efektif dalam mengurangi kemacetan dan melindungi benteng yang menjadi ikon sejarah kota Yogyakarta.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Dishub DIY) telah mulai melaksanakan uji coba rekayasa lalu lintas sistem satu arah (SSA) di kawasan Plengkung Gading.

Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi kepadatan arus kendaraan sekaligus melindungi struktur Plengkung Gading yang mengalami keretakan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub DIY, Wiyos Santoso, menjelaskan bahwa uji coba SSA akan berlangsung selama sebulan.

Pada minggu pertama, penerapan SSA dilakukan secara terbatas, yaitu antara pukul 07.00 – 09.00 WIB dan 15.00 – 17.00 WIB.

“Setelah seminggu, akan kami evaluasi dan kemungkinan durasinya diperpanjang,” ujar Wiyos.

Ia menjelaskan bahwa jika hasil evaluasi awal menunjukkan dampak positif terhadap kelancaran lalu lintas dan pengurangan beban pada struktur Plengkung Gading, durasi SSA akan diperpanjang menjadi empat jam di pagi dan sore hari.

Baca Juga :  Menteri Energi Israel Sebut UNIFIL Tak Berguna

Setelah satu bulan uji coba, Dishub DIY akan melakukan kajian lebih mendalam untuk mempertimbangkan penerapan sistem satu arah (SSA) secara penuh selama 24 jam.

Berdasarkan survei yang dilakukan, kepadatan arus lalu lintas di sekitar Plengkung Gading cenderung lebih tinggi ke arah selatan.

Oleh karena itu, skema satu arah diterapkan dengan mengarahkan kendaraan keluar dari kawasan tersebut.

Untuk mendukung kelancaran uji coba, Dishub DIY telah memasang rambu lalu lintas dan papan penunjuk arah di berbagai titik.

Selain itu, petugas gabungan dari Dishub DIY, Dishub Kota Yogyakarta, Polres, dan Polda DIY akan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis.

“Setiap hari akan ada petugas yang berjaga, terutama pada minggu pertama. Ini masih tahap sosialisasi, sehingga belum ada sanksi bagi pelanggar. Kami berharap masyarakat dapat memahami pentingnya kebijakan ini,” imbuh Wiyos.

Kebijakan SSA ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi kemacetan, sekaligus melestarikan keberadaan Plengkung Gading sebagai bangunan bersejarah dan salah satu ikon budaya Yogyakarta.