Pintasan.co, Surabaya – Terdapat 200 sumber banjir yang masih perlu dibenahi di Kota Pahlawan. Sumber banjir itu termasuk di kawasan dengan perubahan fungsi bangunan hingga perkampungan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, berdasarkan catatan dari Command Center 112 ada sekitar 30 titik banjir atau genangan yang terjadi akibat hujan deras kemarin (12/12/2024).

Banjir atau genangan yang terjadi di tengah kota didominasi kawasan yang bangunannya berubah fungsi jadi tempat usaha namun tidak disertai penyesuaian saluran air atau penampungan air.

“Ini pelajaran agar tempat usaha salurannya tidak rumah tinggal. Dia harus mengganti salurannya,” kata Eri, (12/12/2024).

Oleh karena itu, dia memastikan semua pembangunan saluran kawasan perkampungan rawan banjir akan dilakukan pada 2025.

Begitu pun di titik tengah kota yang mengalami perubahan fungsi bangunan rencananya akan diwujudkan konektivitas saluran.

Eri mengungkapkan bahwa seluruh rencana pembangunan saluran itu sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2025.

“Pembangunan sudah berhasil tapi belum terkoneksi semuanya. Banjir cuma 15 menit surut semua, berarti salurannya sudah berhasil. (Tahun) 2025 akan dikoneksikan,” tutur Eri.

Koneksivitas dan pembangunan saluran itu akan dikerjakan oleh Pemkot Surabaya dengan bantuan biaya dari pemilik tempat usaha.

Selanjutnya Eri juga meminta agar dinas terkait mempertimbangkan saat akan mengeluarkan izin perubahan fungsi bangunan.

“Saya minta dinas jangan izin dibebaskan enggak mikir lingkungan,” tegasnya.

Melalui berbagai upaya itu Eri berharap bisa membuat Kota Surabaya bebas dari banjir dan genangan mengingat saat ini mulai ada perubahan signifikan terkait titik banjir.

Eri mengatakan 200 sumber banjir tersebut sudah turun dari masa awal ketika dirinya menjabat yang terdapat setidaknya 300 sumber banjir.

“Kalau ngomong 300 (sumber) ya 1.000 wilayah. Kalau 200 (sumber) hari ini jadi sekitar 400 (wilayah),” pungkasnya.

Baca Juga :  Banjir Meluas di Makassar, 1.255 Warga Mengungsi, BPBD Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem