Pintasan.co, Jakarta – Pada hari Selasa (8/4/2025), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terus memperketat kebijakan tarif impor dengan mengenakan tarif bea masuk sebesar 104% pada barang-barang asal China.
Keputusan ini diambil setelah Beijing menolak untuk membatalkan tindakan balasan mereka, yang semakin memperburuk ketegangan antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia dalam konteks perang dagang yang mengguncang pasar global.
Pada Rabu (9/4/2025) pukul 12.01 dini hari, tarif impor untuk sejumlah barang dari berbagai negara diperkirakan akan naik lagi.
Sebagai mitra dagang utama dan rival ekonomi AS, China diperkirakan akan merasakan dampak terbesar dari kebijakan ini.
Awalnya, Trump mengumumkan tarif tambahan 34 persen untuk barang-barang asal China. Namun, setelah Beijing mengenakan tarif yang sama pada produk-produk AS, Trump membalas dengan janji menaikkan tarif tambahan menjadi 50 persen, yang kemudian ditandatanganinya pada hari Selasa.
Dengan mempertimbangkan tarif yang diberlakukan pada Februari dan Maret, total tarif yang dikenakan terhadap barang-barang China selama masa jabatan kedua Trump kini mencapai 104 persen.
Politisi dari Partai Republik ini menegaskan bahwa keputusan kini ada di tangan China, sambil menyatakan bahwa Beijing “sangat ingin mencapai kesepakatan, tetapi mereka tidak tahu harus mulai dari mana,” seperti yang dilaporkan oleh AFP.
Beijing mengungkapkan tekadnya untuk bertahan dalam perang dagang ini hingga akhir, meskipun indeks pasar utama AS kembali merosot pada hari Selasa.
Trump tetap optimis bahwa kebijakan tarifnya akan menghidupkan kembali sektor manufaktur AS dengan mendorong perusahaan untuk kembali beroperasi di dalam negeri.
Namun, banyak pakar bisnis dan ekonom meragukan apakah perubahan signifikan bisa terjadi dalam waktu dekat, dan memperingatkan potensi dampak inflasi yang lebih tinggi akibat tarif yang dapat menyebabkan kenaikan harga barang.
Trump juga menyebutkan bahwa AS memperoleh hampir 2 miliar dollar AS (Rp 33,9 triliun) per hari dari tarif ini. Pada malam yang sama, Trump mengungkapkan bahwa AS akan segera mengenakan tarif tinggi untuk produk farmasi.
Selain itu, ia menandatangani perintah yang memberi wewenang untuk mengenakan tarif lebih tinggi lagi pada impor China dengan nilai rendah, yang akan berlaku mulai awal bulan depan.
Dalam sebuah pertemuan makan malam dengan anggota Partai Republik, Trump menambahkan bahwa banyak negara sangat menginginkan kesepakatan.
Namun, hingga kini, China dan AS belum menunjukkan tanda-tanda adanya kesepakatan yang dapat meredakan ketegangan ini.