Pintasan.co, Purwokerto – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) telah diberikan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) ke-46.
Acara yang mengangkat tema “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Era VUCA Berbasis Kearifan Lokal” ini bertujuan untuk memperkuat jaringan akademik dan profesional di bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah dan DIY, yang berlangsung pada Selasa (29/10).
Ketua Panitia PIBSI ke-46, Dr. Eko Muharuddin, S.S., M.Pd., menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini berfungsi sebagai platform bagi para akademisi, guru, dan dosen untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terkini dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
“Melalui forum ini, kami berharap tercipta dialog konstruktif dan pengembangan metode baru yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran di era VUCA,” ujar Eko Muharuddin.
Ia melaporkan bahwa PIBSI ke-46 kali ini dihadiri oleh 310 peserta, terdiri dari 123 pemakalah dan 187 peserta lainnya.
Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI), kali ini bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMP.
Ketua Umum ADOBSI, Dr. Wati Istanti, M.Pd., dalam sambutannya menjelaskan bahwa PIBSI kali ini menjadi kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang mengacu pada kearifan lokal.
“Khususnya dalam menghadapi tantangan di era yang penuh ketidakpastian. Ia menambahkan bahwa ADOBSI berkomitmen untuk terus mengembangkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan dukungan tim yang kuat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs. Joko Wiyono, M.Si., yang hadir mewakili PJ Bupati Banyumas, memberikan apresiasi kepada UMP sebagai tuan rumah acara tersebut.
Dalam sambutannya, ia menekankan adanya penurunan kosakata bahasa Indonesia di kalangan generasi muda yang disebabkan oleh pengaruh teknologi.
“Kosakata bahasa Indonesia semakin tergerus oleh bahasa asing. Oleh karena itu, kita perlu memperkaya kosakata dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa yang membanggakan,” ujar Joko Wiyono.
Sementara itu, Rektor UMP, Assoc Prof Dr Jebul Suroso, menekankan pentingnya nilai-nilai bahasa yang dapat meningkatkan martabat bangsa. Ia menegaskan bahwa bahasa dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengembangan karakter.
“Bahasa menunjukkan karakter seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran yang cerdas dan berbasis karakter perlu diterapkan dalam pendidikan bahasa,” ungkap Jebul Suroso.
Rektor juga mengungkapkan konsep “SMART” dalam pengelolaan pendidikan bahasa, yang melibatkan teknologi, relasi, dan pendekatan soft skill.
Ia menyatakan, “Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga penghubung budaya dan perilaku.”
Di sisi lain, Kaprodi PBSI UMP, Akhmad Fauzan, M.Pd., menyatakan bahwa acara ini adalah kesempatan berharga bagi Prodi PBSI UMP untuk memperluas wawasan dalam pengajaran dan pengembangan pendidikan bahasa Indonesia.
“Kami ingin agar kegiatan ini dapat menginspirasi para akademisi dan praktisi untuk mengembangkan metode pembelajaran yang adaptif terhadap perubahan zaman, namun tetap berbasis pada kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa,” jelasnya.
Fauzan juga mengungkapkan harapannya bahwa kolaborasi antara akademisi, dosen, dan praktisi dari berbagai perguruan tinggi dapat memperkuat sinergi dalam menciptakan inovasi-inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.