Pintasan.co, Bandung, – Masyarakat mengapresiasi visi Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi yang ingin menangani siswa “bermasalah” dengan pendekatan kedisiplinan melalui barak militer. Namun, ada beberapa yang menilai pendekatan ini perlu penyempurnaan. Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menegaskan pentingnya memahami akar masalah perilaku anak secara mendalam.

“Visi Kang Dedi untuk siswa bermasalah menunjukkan niat baik,” ujar Romadhon kepada awak media, Senin (28/4/2025). Ia mengakui bahwa Dedi berupaya mencari solusi bagi tantangan pendidikan. “Tapi, tidak ada kebijakan yang sempurna, dan kita wajib mengingatkan,” katanya.

Dedi mengusulkan siswa bermasalah dikirim ke barak militer atau institusi yang ajarkan kepatuhan. Romadhon menilai pendekatan ini kurang tepat. “Barak militer bukan tempat untuk memahami emosi anak,” ujarnya. Ia menyoroti bahwa anak membutuhkan penyembuhan trauma dan bimbingan personal, bukan sekadar dikondisikan untuk patuh.

Data Kemendikbud 2023 menunjukkan 30 persen siswa bermasalah mengalami trauma emosional atau tekanan lingkungan. Romadhon menegaskan, “Kita harus ke akar masalah, bukan hanya ke permukaan,” katanya. Pendekatan militer, menurutnya, berisiko menciptakan bias kategorisasi siswa nakal tanpa solusi jangka panjang.

Romadhon mendorong alternatif yang lebih manusiawi. “Buka dialog dengan siswa, libatkan psikolog dan konselor,” ujarnya. Ia mencontohkan pendekatan negara maju seperti Finlandia, yang fokus pada pembinaan emosional. “Bangun karakter anak butuh ahli, bukan sekadar disiplin fisik,” katanya.

Gagas Nusantara juga mengapresiasi semangat Dedi memperbaiki pendidikan. “Niatnya membangun mental anak patut didukung,” ujar Romadhon. Namun, ia menegaskan pentingnya pendekatan berbasis ilmu. “Kita dukung visinya, tapi cara ini perlu disesuaikan,” katanya.

Romadhon mengusulkan pelibatan ahli pendidikan dan psikologi anak. “Kita butuh pendekatan yang melihat anak sebagai individu, bukan massa,” ujarnya. Ia yakin, dengan dialog terbuka, akan muncul masukan yang lebih pas untuk tangani siswa bermasalah.

Baca Juga :  Soroti Kerusakan Jalan di Parung Panjang, Dedi Mulyadi Sentil Pembangunan Jakarta dan Tangerang

“Kami ajak Kang Dedi duduk bersama,” kata Romadhon. Gagas Nusantara siap berkontribusi mencari solusi terbaik. “Kebijakan baik harus didukung, tapi juga dikritisi agar matang,” ujarnya.

“Visi Dedi adalah langkah awal,” tutup Romadhon. Ia optimistis, dengan pendekatan yang tepat, pendidikan Indonesia bisa wujudkan generasi yang tangguh dan berakhlak mulia.