Pintasan.co, Yogyakarta – Lonjakan wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memicu peningkatan volume sampah harian di Kota Yogyakarta.
Untuk mengantisipasi hal ini, Pemkot Yogya melakukan upaya pengosongan depo atau tempat penampungan sementara guna mencegah tumpukan limbah yang dapat mengganggu kenyamanan wisatawan.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, memperkirakan bahwa volume sampah selama libur Nataru bisa meningkat hingga 10 persen.
Jika pada hari biasa volume sampah sekitar 200 ton, maka pada akhir tahun ini berpotensi naik signifikan hingga mencapai 220 ton.
“Prediksinya akan naik 10 persen dari rata-rata (volume) sampah harian,” tandas Haryoko, Rabu (25/11/2024).
Sebagai hasilnya, beberapa depo yang saat ini sudah mengalami kelebihan kapasitas akan dikosongkan atau setidaknya dikurangi muatannya secara bertahap.
Dalam melaksanakan upaya ini, pihaknya juga mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY.
“Kita dibantu DLHK DIY untuk mengurangi sampah di depo. Sehingga depo bisa menampung sampah selama Nataru,” ungkapnya. Kita upayakan semua depo. Ya memang tidak kosong banget, tapi kami upayakan cukup untuk menampung sampah selama liburan,” urai Haryoko.
Selain itu, pengelolaan sampah di unit-unit pengolahan yang dimiliki Pemkot Yogya akan terus dioptimalkan.
Sebagai tambahan informasi, pemerintah telah merealisasikan tiga Unit Pengolahan Sampah (UPS), yaitu di Kranon, Karangmiri, dan Nitikan, serta dua mesin insinerator di kawasan Giwangan yang saat ini masih dalam tahap uji coba.
“Kita tetap mengandalkan UPS untuk mengantisipasi lonjakan volume sampah pasa libur Natal dan tahun baru ini,” pungkasnya.
Sekretaris Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Munazar, sebelumnya menegaskan bahwa Pemkot Yogya harus memberikan perhatian khusus pada aspek-aspek penting selama libur Nataru.
Persiapan perlu dilakukan sejak dini untuk memastikan sarana dan prasarana siap menghadapi lonjakan wisatawan.
“Kami mengingatkan dinas terkait agar memastikan fasilitas umum harus tetap terjaga dengan baik, mulai dari kebersihan, keamanan hingga kemudahan akses informasi bagi wisatawan,” tandasnya.
Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan pelaku usaha pariwisata, seperti pengelola penginapan, restoran, dan tempat rekreasi, untuk menciptakan kesan positif.
Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan risiko seperti kemacetan lalu lintas dan peningkatan volume sampah di area yang padat pengunjung.
“Kami berharap dibas terkait bisa mengambil langkah proaktif dalam mengantisipasi persoalan-persoalan kemacetan dan pengelolaan sampah, agar liburan akhir tahun dapat berjalan lancar tanpa gangguan berarti,” jelasnya.