Pintasan.co, Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan dalam upaya sertifikasi produk halal. Ia menilai langkah tersebut menjadi bentuk jaminan bagi masyarakat muslim untuk memperoleh produk yang aman dan sesuai syariat.
“Akan tetapi pekerjaan rumah kita saat ini adalah, bagaimana keberlanjutannya,” ujarnya saat membuka Halaqah Ulama, Penguatan UKM Halal Binaan Baznas, dan Deklarasi Hari Halal Nasional di Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kamis (16/10/2025).
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI Jateng.
Taj Yasin menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan produk yang telah memperoleh sertifikat halal. Menurutnya, pengawasan berkala harus dilakukan oleh penyelia halal, baik dari pihak internal maupun eksternal.
“Masyarakat atau pelaku usaha tak berhenti sebatas resmi melabelkan halal saja. Akan tetapi, bagaimana jaminan halal itu juga bisa bertahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, setiap produk bersertifikat halal wajib dipastikan tetap memenuhi standar kehalalan. Produk makanan, misalnya, harus dijaga agar tidak tercampur bahan nonhalal atau diolah dengan peralatan yang sama dengan produk nonhalal.
“Maka dari itu, keberlanjutan sertifikat halal yang sudah dikeluarkan ini, harus dijaga,” tegasnya.
Gus Yasin, sapaan akrabnya, juga mendorong masyarakat berperan aktif dalam menjaga konsistensi kehalalan produk di sekitar mereka, termasuk mengawasi rumah makan yang telah bersertifikat halal.
“Laporkan kepada kami, ada MUI. Sehingga nanti bisa diaudit, apakah kehalalannya ini masih bisa dipertahankan atau tidak,” terangnya.
Sementara itu, Ketua MUI Jateng, Ahmad Darodji, menyampaikan bahwa sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, jaminan produk halal menjadi kebutuhan mendasar.
Dari sisi ekonomi, lanjutnya, potensi pasar halal sangat besar, terutama di Jawa Tengah yang 96 persen penduduknya muslim. Kondisi itu bisa menjadi pendorong berkembangnya ekonomi syariah.
“Jadi, kita perlu menguatkan literasi masyarakat, tentang produk halal khususnya,” tandas Darodji.