Pintasan.co, Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk membawa pemerintahan lebih dekat dengan masyarakat.

Dalam sambutan resminya di acara peluncuran Program Akselerasi Kewilayahan (Prakarsa) Bandung Utama yang digelar di Papandayan Hotel, Rabu (29/10/2025), Farhan menekankan pentingnya hadir langsung di tengah warga, bukan hanya mengatur dari balik meja kantor.

“Pemerintah tidak bisa hanya bekerja dari ruang ber-AC. Kita harus datang, menyapa, dan mendengarkan aspirasi warga secara langsung,” tutur Farhan dengan nada tegas namun menenangkan.

Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan meriah dari ratusan peserta yang hadir, mulai dari camat, lurah, kepala dinas, hingga perwakilan RW se-Kota Bandung.

Menurut Farhan, Prakarsa Bandung Utama bukan sekadar proyek birokrasi atau tumpukan dokumen administratif, melainkan sebuah gerakan perubahan gaya kepemimpinan di lingkungan Pemkot Bandung. Melalui program ini, ia ingin memindahkan pusat kendali pemerintahan dari Balai Kota ke wilayah-wilayah tempat warga tinggal dan beraktivitas.

“Intinya sederhana, pemerintah harus hadir. Saya sendiri berkomitmen akan berkantor di kelurahan minimal dua jam setiap harinya selama 1.591 hari — sesuai jumlah RW di Kota Bandung,” ujarnya disambut aplaus.

Farhan juga mencontohkan keberhasilan Siskamling Siaga Bencana, program berbasis partisipasi warga yang kini sudah berjalan di 28 kelurahan. Menurutnya, inisiatif seperti itu akan terus diperluas agar masyarakat merasa menjadi bagian penting dalam sistem pemerintahan kota.

“Kalau wali kotanya saja mau bekerja di lapangan, maka seluruh jajaran perangkat daerah juga harus berani turun ke wilayah. Itulah makna Prakarsa Bandung Utama,” tegasnya.

Dengan pendekatan ini, Farhan berharap Bandung bisa menjadi kota dengan pemerintahan yang responsif, kolaboratif, dan berbasis kehadiran nyata di tengah masyarakat.

Baca Juga :  ASN hingga PPPK Paruh Waktu di Semarang Wajib Terdaftar sebagai Anggota KKMP