Pintasan.co, Pasuruan -Indonesia saat ini tidak baik – baik saja. Di tengah isu demo dimana – dimana, termasuk di kota Kediri dan wilayah Jawa Timur lainnya. Kini, Pemerintah Pasuruan kota tergerak hatinya untuk senantiasa menjaga keharmonisan Kota Pasuruan.
Salah satunya cara yang dilakukan kota Pasuruan adalah dengan mengundang masyarakat hadir dalam kegiatan sarasehan kebangsaan, Minggu (7/9/2025). Kegiatan ini sebagai respon banyaknya demo yang berujung kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia.
Masyarakat yang turut hadir di acara tersebut berasal dari berbagai kalangan. Diantaranya purnawirawan, ojek online (ojol), tokoh masyarakat, lurah, camat, perwakilan organisasi masyarakat (ormas) hingga budayawan.
Turut hadir wali kota, Adi Wibowo; Dandim 0819 Pasuruan, Letkol Inf Boga Bramiko dan Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin S.
Kegiatan sarahsehan kebangsaan ini berlokasi di halaman Gedung Harmoni. Atau lebih dikenal dengan nama gedung lama. Selama satu jam, masyarakat diajak mendengarkan pidato kebangsaan oleh presiden pertama RI Ir Soekarno dan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam acara tersebut, para undangan dan seluruh yang hadir dalam acara itu turut menyanyikan lagu kebangsaan mulai dari Indonesia Raya dan Padamu Negeri. Terakhir mendoakan keselamatan bangsa yang dipimpin oleh ketua MUI kota Pasuruan. Dengan penuh khidmat masyarakat turut berdoa agar Pasuruan dan seluruh wilayah di Indonesia senantiasa diberi keselamatan, kedamaian, dan ketentraman dalam bermasyarakat.
Mas Adi-sapaan Wali Kota mengajak masyarakat untuk menjaga keharmonisan kota. Tidak langsung percaya pada berita hoaks di media sosial. Melainkan mengecek dahulu kebenarannya.
Sebab seringkali kemarahan masyarakat dipicu oleh berita yang tidak relevan. Mereka boleh saja menyampaikan aspirasi tapi tidak dengan cara anarkis.
“Ayo jogo kuto Pasuruan. Iki omahe dewe, kudu dijogo ben aman lan nyaman (ayo jaga Kota Pasuruan. Ini rumah kita sendiri, harus dijaga biar aman dan nyaman),” kata Mas Adi.
Ketua PC NU Kota Pasuruan, H. Muhammad Nailur Rohman menyebut, cara menjaga ketertiban adalah saling merangkul. Perbedaan tidak menjadi pembeda. Yang kaya membantu yang miskin.
Yang miskin tidak berupaya melakukan di luar kemampuannya. Dan pajabat mendengarkan keluh kesah warganya.
“Seyogyanya semua saling merangkul. Pejabat harus memiliki empati agar tidak membuat sakit hati masyarakat,” terang Gus Ammak-sapaannya.
Acara kondusif mulai awal sampai akhir dan diharapkan kota Pasuruan tetap bisa tetap terjaga aman dan nyaman.