Pintasan.co, Pekalongan – Bendung Gerak, yang merupakan salah satu langkah untuk mengendalikan banjir dan rob di Kota Pekalongan, kini telah selesai 100 persen dan sedang dalam tahap uji coba.

Bendung Gerak adalah bagian dari sistem infrastruktur pengendalian banjir dan rob di Sungai Lodji-Banger, Kota Pekalongan, yang dibangun oleh Pemerintah Pusat.

Seiring dengan dimulainya uji coba Bendung Gerak, Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, bersama dengan pejabat dinas terkait, melakukan pengecekan langsung terhadap operasional bendung yang terletak di kawasan pesisir utara Kota Pekalongan.

Menurut Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Mas Aaf, pembangunan Bendung Gerak telah selesai 100 persen, sebagai bagian dari sistem penanggulangan banjir dan rob di Kota Pekalongan, yang didanai oleh Pemerintah Pusat dengan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun.

Dalam beberapa hari terakhir, debit air di Sungai Lodji terlihat menurun, yang disebabkan oleh mulai beroperasinya Bendung Gerak.

“Termasuk, di area seluas 4 hektar ini juga telah dilengkapi dengan automatic rotary screen yang berfungsi untuk mengambil sampah secara otomatis dan juga sudah ada pompa.”

“Tinggal PR selanjutnya adalah, terkait sedimentasi tanah di sungai juga harus dilakukan,” ujar Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Selasa (26/11/2024).

Mas Aaf mengungkapkan bahwa proses pengangkatan sedimentasi tanah ini tidak semudah mengeruk air di selokan, karena harus dilakukan secara bertahap dengan menggunakan 2 unit ekskavator.

Meskipun sudah dilengkapi dengan automatic rotary screen, pihaknya mengusulkan penambahan mesin untuk memilah sampah yang terangkut, baik sampah organik maupun anorganik.

“Semuanya harus step by step. Terpenting, progress pembangunan sudah berjalan dan sesuai target,” ucapnya.

Dalam operasional Bendung Gerak dan pompa, terdapat 16 operator dan delapan petugas keamanan yang selalu siap siaga. Setiap shift, enam operator ditempatkan untuk bertugas.

Baca Juga :  Menko Pangan RI Berikan Bantuan kepada Korban Banjir di Pekalongan

Dua orang ditempatkan di sistem bendung, dua orang di sistem pompa, dan dua petugas keamanan yang bertugas menjaga dan mengawasi area seluas 4 hektare.

Adapun untuk sistem pompa, terdapat lima unit dengan total kapasitas 18 meter kubik per detik, yang terdiri dari dua pompa berkapasitas 1,5 meter kubik dan tiga pompa lainnya masing-masing berkapasitas 5 meter kubik.

“Di sisi lain, surutnya debit air di Sungai Loji juga menyebabkan tanah yang ada di beberapa titik di bantaran Sungai Loji ikut turun.”

“Beberapa titik, bahkan sampai amblas. Dampak inilah yang nantinya juga akan dievaluasi,” tambahnya.