Pintasan.co, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya memulihkan layanan kesehatan di wilayah selatan dan timur Lebanon setelah kembalinya satu juta orang pasca kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.
Perwakilan WHO di Lebanon, Abdinasir Abubakar, menyambut positif perjanjian tersebut.
Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, ia menyebut kesepakatan ini sebagai peluang penting untuk menangani kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.
“Tantangan dalam sektor kesehatan sangat besar, dan dari sekarang hingga beberapa bulan ke depan, kita harus berupaya membangun kembali layanan kesehatan di wilayah yang terdampak konflik,” ujar Abubakar mengutip Antara pada Jumat (29/11/2024).
Ia menyampaikan bahwa hampir satu juta orang telah kembali ke wilayah selatan dan timur Lebanon.
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Rabu (27/11) dini hari diharapkan dapat mengakhiri konflik lintas perbatasan selama lebih dari 14 bulan antara pasukan Israel dan Hizbullah.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menyebabkan sedikitnya 3.800 orang tewas dan memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi.
Dalam tanggapannya terhadap pertanyaan dari Anadolu, Nabil Tabbal, pejabat WHO untuk informasi kesehatan dan penilaian risiko, melaporkan adanya 160 serangan terhadap fasilitas kesehatan sejak awal konflik.
Serangan-serangan ini menyebabkan 241 orang meninggal dunia dan hampir 300 lainnya terluka.
Tabbal juga menyatakan bahwa sekitar 10 persen rumah sakit terdampak, dengan beberapa di antaranya tidak dapat beroperasi sepenuhnya, sementara lainnya hanya mampu berfungsi sebagian.
Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, menyambut baik tercapainya gencatan senjata, namun menekankan bahwa perhatian segera harus diarahkan ke Gaza, mengingat kondisi di sana sangat memprihatinkan.
“Fokus kini harus segera beralih ke Gaza. Kita harus menghentikan pertempuran di Gaza. Situasinya sangat memprihatinkan. Sistem (kesehatan) berada di bawah tekanan yang luar biasa.” lanjut Riyan.
“Yang sangat penting adalah apa yang telah dicapai bagi konflik Lebanon-Israel ini dapat dipertahankan, tetapi kita juga harus mencapai proses yang sama secepat mungkin untuk Gaza,” sambungnya.
Israel telah menewaskan lebih dari 44.300 orang sejak serangan Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan kehancuran besar, dan pemulihan wilayah tersebut diperkirakan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Hingga kini, upaya untuk mencapai gencatan senjata di kawasan itu belum membuahkan hasil.