Pintasan.co, Yogyakarta – Plengkung Gading merupakan salah satu akses masuk ke area Keraton Yogyakarta. Terletak di sisi selatan Alun-Alun Kidul, tempat ini sering menjadi lokasi persinggahan warga maupun lintasan lalu-lalang sehari-hari.
Keraton Yogyakarta memiliki lima gerbang utama yang berfungsi sebagai pintu masuk, dengan bentuk khas berupa lengkungan sehingga disebut “plengkung.”
Dari kelima gerbang tersebut, Plengkung Gading juga dikenal sebagai Plengkung Nirbaya merupakan salah satu yang paling terkenal dan masih mempertahankan keaslian arsitekturnya.
Gerbang ini berlokasi di Jalan Gading No.7, Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Dengan warna putih dan desain klasik, Plengkung Gading memancarkan nuansa kuno yang membuatnya mudah dikenali dan menarik perhatian, baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.
Makna filosofis nama Plengkung Gading
Plengkung Gading, yang dikenal dengan nama aslinya Plengkung Nirbaya, memiliki makna filosofis di balik penamaannya. Kata “Nirbaya” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “nir,” yang berarti “tidak ada,” dan “baya,” yang berarti “bahaya.” Jika digabungkan, kata tersebut mengandung makna bahwa tidak ada bahaya yang mengancam.
Meskipun nama resminya Plengkung Nirbaya, gerbang ini lebih sering disebut Plengkung Gading. Hal ini disebabkan oleh lokasinya di kawasan Jalan Gading, sehingga masyarakat akrab dengan nama tersebut. Selain itu, warna bangunan yang putih menyerupai gading turut menginspirasi penamaan ini.
Plengkung Gading merupakan salah satu gerbang yang menjadi bagian dari tembok besar yang mengelilingi Keraton Yogyakarta.
Gerbang ini dirancang dan dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Sebagai salah satu akses masuk, Plengkung Gading berfungsi layaknya pintu gerbang pada benteng yang mengamankan wilayah keraton dari dunia luar.
Di sekitar Plengkung Gading, terdapat lampu-lampu cantik yang menciptakan suasana khas masa lampau, semakin diperkuat oleh kehadiran bangunan kuno yang masih kokoh berdiri.
Area ini menjadi lokasi favorit para wisatawan untuk berfoto, karena mampu menghadirkan kesan yang mengingatkan pada era kolonial Belanda.
Di bagian dalam gerbang, terdapat tangga di sisi kiri dan kanan yang bisa dinaiki pengunjung. Dari atas, mereka dapat menikmati pemandangan jalanan di bawah dan menyusuri tembok benteng hingga ke Pojok Benteng Wetan, memberikan pengalaman unik untuk melihat kota dari perspektif berbeda.