Pintasan.co, Yogyakarta – Pusat kebudayaan menjadi cerminan keberadaan para seniman di suatu kota. Di Yogyakarta, Taman Budaya Yogyakarta berdiri sebagai pusat budaya yang aktif menampung kegiatan para seniman.

Berlokasi strategis dekat Pasar Beringharjo di Jalan Sriwedani, tempat ini selalu hidup dengan berbagai aktivitas seni Yogyakarta.

Dalam sejarahnya, Taman Budaya Yogyakarta didirikan pada 11 Maret 1977 di sekitar kawasan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur. Peresmian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang saat itu menjabat Wakil Presiden Indonesia.

Pada masa itu, tempat ini masih dikenal dengan nama Purna Budaya dan ditujukan untuk melestarikan, mengembangkan, dan membina budaya, serta menjadi pusat seni masyarakat Yogyakarta.

Di tahun 2002, Taman Budaya Yogyakarta memasuki fase baru. Berdasarkan kesepakatan bersama, lokasi taman ini dipindahkan ke kawasan sekitar Benteng Vredeburg, di mana Taman Budaya Yogyakarta memperkuat visi dan misinya sebagai kantong budaya dan laboratorium seni di Indonesia.

Kini, Taman Budaya Yogyakarta memiliki dua gedung utama, yakni Concert Hall dan Societet Militair. Concert Hall, yang bergaya arsitektur Belanda, berfungsi untuk diskusi sastra, pameran, dan pelatihan seni.

Sedangkan Societet Militair menjadi tempat khusus untuk pementasan teater, tari, musik, serta berbagai pertunjukan seni lainnya.

Gedung Societet Militair memiliki ruang pertunjukan dengan kapasitas 500 penonton, panggung pertunjukan, peralatan tata cahaya, dan sarana publikasi untuk luar ruang.

Terdapat pula fasilitas pelengkap lain seperti perpustakaan, mushola, toilet, kafe, dan tempat parkir.

Fungsi dari TBY adalah sebagai pusat budaya termasuk di dalamnya pengembangan dan pengolahan pusat dokumentasi, etalase, dan informasi seni budaya dan pariwisata.

Baca Juga :  Pantai Mesra di Gunung Kidul, Miami nya Jogja