Pintasan.co, Sulawesi Selatan – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Agustus 2024 sebesar 117,24 atau turun 0,22% jika dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) yang sebesar 117,49.
Diantara delapan kota IHK di Sulawesi Selatan, tujuh kota diantaranya mengalami deflasi secara (mtm). Deflasi terdalam tercatat pada Kota Watampone sebesar 0,28 persen sedangkan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Luwu Timur dan Kota Makassar yaitu sebesar 0,02 persen. Sementara itu, Kabupaten Wajo mengalami inflasi sebesar 0,22 persen.
“Deflasi di Provinsi Sulawesi Selatan secara (mtm) didorong karena turunnya indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas utama penyumbang deflasi (mtm) pada Agustus 2024, antara lain bawang merah, tomat, daging ayam ras, beras, dan telur ayam ras,” tegas Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam rilis berita Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Aryanto, menjelaskan bahwa terjadi penurunan harga pada beberapa subsektor. Pada Agustus 2024, indeks harga yang diterima petani tercatat sebesar 137,78, turun 0,43% dari bulan Juli 2024 yang mencapai 138,37.
Adapun tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dibanding bulan sebelumnya, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura (5,01 persen), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1,29 persen), dan Subsektor Peternakan (1,23 persen). Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikanan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 0,95 dan 0,15 persen.
Penurupan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang dibayar petani turun lebih besar dibandingkan indeks harga yang diterima petani.
NTP ini menjadi adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Dinamika kompleks yang terjadi di Sulawesi Selatan pada sektor pertanian digambarkan melalui penurunan NTP ini.