Pintasan.co, JakartaFront Pembela Islam  (FPI) menggelar Aksi 411 pada hari ini, Senin (4/11), di depan Istana Kepresidenan Jakarta. Demonstrasi ini membawa beberapa tuntutan utama, salah satunya adalah meminta pihak berwenang untuk segera menangkap pemilik akun Kaskus ‘Fufufafa’.

Aksi ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 13.00 WIB, dengan titik kumpul massa di Masjid Istiqlal, tempat mereka akan melaksanakan salat Zuhur sebelum bergerak ke Istana Kepresidenan.

Selain itu, aksi ini tidak hanya soal penangkapan Fufufafa, tetapi juga untuk mendesak penegakan hukum terhadap Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).

“Tuntutan sesuai tema aksi 411, yaitu adili Jokowi dan tangkap Fufufafa,” kata Koordinator aksi Buya Husein kepada sejumlah awak media

FPI berharap melalui demonstrasi ini, pemerintah dan aparat hukum akan mendengarkan suara mereka dan segera menindaklanjuti tuntutan tersebut.

Dalam aksi ini, FPI juga akan didukung oleh berbagai ormas Islam lainnya, seperti PERSADA 212, GNPF Ulama, dan sejumlah tokoh Jawara dari kawasan Jabodetabek. 

“Ormas dan komunitas lainnya, termasuk para aktivis emak-emak, pemuda dan mahasiswa,” tambah Husein, menunjukkan bahwa aksi ini telah menarik dukungan luas dari berbagai kalangan masyarakat yang memiliki kepentingan serupa.

Aksi 411 sendiri memiliki sejarah yang panjang. Pertama kali digelar pada 4 November 2016, aksi ini terkenal karena diprakarsai oleh sejumlah ormas Islam yang mendesak adanya proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atas dugaan penistaan agama. 

Ahok dituduh melakukan penghinaan terhadap ajaran Islam melalui pernyataannya yang dianggap menyalahgunakan Surat Al-Maidah. 

Aksi tersebut, yang dipimpin oleh GNPF MUI bersama FPI dan ormas-ormas Islam lainnya, berlangsung dengan jumlah massa besar dan memicu kericuhan, tetapi juga menjadi landasan dari gerakan Aksi 212 pada 2 Desember 2016 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Baca Juga :  Ini Alasan Dedi Mulyadi Hapuskan Tunggakan Pajak Kendaraan Warga Jawa Barat

Gerakan tersebut kemudian melahirkan Presidium Alumni (PA) 212, sebuah organisasi yang hingga kini sering mengadakan aksi-aksi demonstrasi untuk mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi.